Gaya hidup moderen yang serba sibuk membuat banyak pasangan menunda
punya anak. Namun jika ditunda terlalu lama, kelak anaknya akan
terbebani berbagai masalah kesehatan serta tanggung jawab untuk merawat
orangtua yang mulai jompo.
Seorang dokter kandungan dari King Edward Memorial Hospital
(KEMH) di Perth Australia, Dr Barry Walters bahkan mengatakan bahwa
kecenderungan menunda kehamilan adalah sikap yang egois. Apapun
alasannya, punya anak di usia terlalu tua hanya menguntungkan pasangan
itu sendiri.
Pada perempuan khususnya, makin tua usia saat hamil
maka risikonya makin tinggi. Baik perempuannya itu sendiri maupun janin
yang dikandungnya akan lebih rentan mengalami berbagai masalah mulai
dari kelebihan gula darah, hingga tekanan darah tinggi.
"Makin
tua usia perempuan saat hamil, makin besar kemungkinan untuk menghadapi
berbagai masalah medis," ungkap Dr Walters seperti dikutip dari Ninemsn, Rabu (5/10/2011).
Komentar
ini disampaikan Dr Walters mengingat belakangan ini makin banyak
perempuan dan pasangan subur pada umumnya yang menunda kehamilan. Bukan
hanya faktor usia, kadang-kadang pasangan tersebut tidak memperhitungkan
faktor lain yang mengganggu kehamilan termasuk kegemukan.
Dr
Walter menyarankan, para perempuan sebaiknya mulai membatasi kehamilan
sejak usia 37 tahun. Kalaupun masih ingin hamil di usia lebih tua dari
itu, maka harus didahului dengan pemeriksaan medis dan program diet
untuk mengendalikan berat badan.
Sebagai dokter kandungan, ia
juga kurang mendukung adanya program bayi tabung yang memungkinkan para
perempuan bisa hamil di usia berapapun selama masih memiliki sel telur.
Menurutnya teknologi ini hanya semakin meningkatkan kecenderungan untuk
menunda punya anak.
Selain masalah medis, Dr Walters juga
memperingatkan risiko lain yang harus ditanggung oleh anak akibat
keputusan orangtuanya untuk menunda kehamilan. Saat tumbuh dewasa,
anak-anak tersebut menanggung beban lebih berat dibanding teman
sebayanya karena harus mengurus orangtuanya yang sudah jompo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar