Rabu, 05 Oktober 2011

Kesuksesan Bayi Tabung Bisa Diprediksi dengan Tes Hormon

Teknologi bayi tabung telah berhasil mengatasi berbagai hal yang menghalangi pasangan untuk punya anak, namun tetap ada kondisi tertentu yang bisa menggagalkannya. Sukses tidaknya bayi tabung kini bisa diprediksi dengan tes hormon.

Salah satu penghalang kesuksesan bayi tabung adalah usia produktif seorang perempuan, sebab pada usia tertentu rahimnya tidak lagi memungkinkan untuk pertumbuhan janin. Meski sel telur bisa dibuahi di luar kandungan, embrio itu tidak akan tumbuh ketika dikembalikan ke rahim.

Prof Scott Nelson dari Glasgow University mengatakan, usia produktif perempuan untuk bisa hamil dengan sukses melalui program bayi tabung bisa diprediksi dengan tes hormon. Hormon yang dipakai adalah hormon Anti Mullerian (AM) yang berkurang ketika rahim tidak mampu lagi ditumbuhi janin.

Survei yang dilakukannya terhadap 3.200 perempuan sehat di Skotlandia menunjukkan, beberapa perempuan mengalami penurunan kadar hormon AM lebih cepat dibanding perempuan lain yang seusia. Berapapun usianya, perempuan yang mengalami penurunan hormon AM cenderung sulit hamil lewat hubungan seks.

Hal yang sama juga berlaku untuk kehamilan melalui program bayi tabung, yakni proses mengawinkan sperma dengan sel telur di laboratorium. Jika kadar hormon AM berkurang, seorang perempuan cederung sulit menumbuhkkan embrio yang ditanam ke dalam rahimnya.

Menurut Prof Nelson, hormon AM menggambarkan aktivitas indung telur wanita seumur hidupnya dan memberikan perkiraan pasokan sel telur yang tersisa. Artinya saat kadar hormon AM menurun, sebenarnya masih ada peluang untuk hamil namun belum tentu janinnya bisa tumbuh.

Hanya saja karena belum ada data statistik yang cukup kuat, tes hormon AM untuk mengetahui peluang kesuksesan bayi tabung belum bisa diterapkan secara luas. Masih butuh penelitian lebih lanjut, namun setidaknya hasil penelitian ini memberi harapan bagi terciptanya metode tes tersebut.

"Kami sekarang dapat menafsirkan hormon Anti Mullerian dengan yakin, dan itu adalah langkah besar dalam memastikan potensi masa reproduksi pasien," ungkap Prof Nelson seperti dikutip dari WebMD, Jumat (12/8/2011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar