Memories in Makassar
Kamis, 06 Oktober 2011
Rabu, 05 Oktober 2011
Teknik Kesuburan dengan Kedelai Lebih Ampuh dari Bayi Tabung
Tidak semua orang berhasil hamil dengan menggunakan teknik bayi tabung.
Kini peneliti menemukan teknik kesuburan berbahan dasar kedelai yang
bisa meningkatkan kemungkinan hamil hingga 6 kali lipat.
Percobaan perawatan kesuburan yang berbahan dasar kedelai ini bisa meningkatkan kemungkinan hamil hingga 6 kali lipat, serta menghambat senyawa kimia yang bisa menyebabkan keguguran.
Berdasarkan studi ini didapatkan ketika seorang perempuan tidak berhasil hamil dengan menggunakan teknik bayi tabung atau IVF (in vitro fertilization), maka sekitar setengahnya berhasil hamil dengan menggunakan teknik berbahan dasar kedelai.
Setiap hari selalu ada perempuan-perempuan yang telah berkali-kali melakukan IVF dengan hasil negatif dan tidak ada bayi, serta pasangan yang mengalami keguguran berulang. Proses kegagalan dan keguguran ini tidak hanya merugikan faktor finansial, tapi juga berpengaruh terhadap emosional seseorang.
"Saya percaya bahwa satu dari empat perempuan yang berjuang untuk hamil memiliki sistem kekebalan tubuh yang rusak. Tingkat ekstra sel darah putih yang tinggi bisa memicu produksi bahan kimia yang dapat menyerang plasenta atau embrio," ujar Dr George Ndukwe dari Care fertility clinic di Nottingham, seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (4/1/2011).
Studi ini melibatkan 100 perempuan yang mengalami kegagalan IVF berulang akibat embrio yang tidak tertanam di dalam rahim. Sekitar 50 perempuan diberikan cairan infus Intralipid, yaitu suatu cairan yang berisi zat dasar dari minyak kedelai. Sedangkan sisanya tidak diberikan cairan tersebut.
Intralipid biasanya digunakan untuk konsumsi makanan bagi pasien yang tidak bisa makan, mengalami cedera parah atau pembedahan yang membuatnya tidak bisa makan secara normal. Cairan ini diberikan melalui tabung dan masuk ke dalam pembuluh darah.
Diketahui sekitar 50 persen perempuan yang menerima cairan intralipid berhasil hamil, sedangkan kelompok yang tidak diberikan intralipid kurang dari 9 persen yang hamil. Karenanya para dokter percaya bahwa cairan intralipid bisa membantu lebih banyak perempuan dalam mewujudkan impiannya untuk memiliki anak.
Dr Ndukwe menuturkan Infus Intralipid ini memiliki harga yang lebih murah, ditoleransi dengan baik, mudah dilakukan dan lebih efektif dalam menghentikan produksi bahan kimia berbahaya. Studi terbaru ini akan dipresentasikan dalam konferensi British Fertility Society pada 6 Januari 2011.
Percobaan perawatan kesuburan yang berbahan dasar kedelai ini bisa meningkatkan kemungkinan hamil hingga 6 kali lipat, serta menghambat senyawa kimia yang bisa menyebabkan keguguran.
Berdasarkan studi ini didapatkan ketika seorang perempuan tidak berhasil hamil dengan menggunakan teknik bayi tabung atau IVF (in vitro fertilization), maka sekitar setengahnya berhasil hamil dengan menggunakan teknik berbahan dasar kedelai.
Setiap hari selalu ada perempuan-perempuan yang telah berkali-kali melakukan IVF dengan hasil negatif dan tidak ada bayi, serta pasangan yang mengalami keguguran berulang. Proses kegagalan dan keguguran ini tidak hanya merugikan faktor finansial, tapi juga berpengaruh terhadap emosional seseorang.
"Saya percaya bahwa satu dari empat perempuan yang berjuang untuk hamil memiliki sistem kekebalan tubuh yang rusak. Tingkat ekstra sel darah putih yang tinggi bisa memicu produksi bahan kimia yang dapat menyerang plasenta atau embrio," ujar Dr George Ndukwe dari Care fertility clinic di Nottingham, seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (4/1/2011).
Studi ini melibatkan 100 perempuan yang mengalami kegagalan IVF berulang akibat embrio yang tidak tertanam di dalam rahim. Sekitar 50 perempuan diberikan cairan infus Intralipid, yaitu suatu cairan yang berisi zat dasar dari minyak kedelai. Sedangkan sisanya tidak diberikan cairan tersebut.
Intralipid biasanya digunakan untuk konsumsi makanan bagi pasien yang tidak bisa makan, mengalami cedera parah atau pembedahan yang membuatnya tidak bisa makan secara normal. Cairan ini diberikan melalui tabung dan masuk ke dalam pembuluh darah.
Diketahui sekitar 50 persen perempuan yang menerima cairan intralipid berhasil hamil, sedangkan kelompok yang tidak diberikan intralipid kurang dari 9 persen yang hamil. Karenanya para dokter percaya bahwa cairan intralipid bisa membantu lebih banyak perempuan dalam mewujudkan impiannya untuk memiliki anak.
Dr Ndukwe menuturkan Infus Intralipid ini memiliki harga yang lebih murah, ditoleransi dengan baik, mudah dilakukan dan lebih efektif dalam menghentikan produksi bahan kimia berbahaya. Studi terbaru ini akan dipresentasikan dalam konferensi British Fertility Society pada 6 Januari 2011.
Kesuksesan Bayi Tabung Bisa Diprediksi dengan Tes Hormon
Teknologi bayi tabung telah berhasil mengatasi berbagai hal yang
menghalangi pasangan untuk punya anak, namun tetap ada kondisi tertentu
yang bisa menggagalkannya. Sukses tidaknya bayi tabung kini bisa
diprediksi dengan tes hormon.
Salah satu penghalang kesuksesan bayi tabung adalah usia produktif seorang perempuan, sebab pada usia tertentu rahimnya tidak lagi memungkinkan untuk pertumbuhan janin. Meski sel telur bisa dibuahi di luar kandungan, embrio itu tidak akan tumbuh ketika dikembalikan ke rahim.
Prof Scott Nelson dari Glasgow University mengatakan, usia produktif perempuan untuk bisa hamil dengan sukses melalui program bayi tabung bisa diprediksi dengan tes hormon. Hormon yang dipakai adalah hormon Anti Mullerian (AM) yang berkurang ketika rahim tidak mampu lagi ditumbuhi janin.
Survei yang dilakukannya terhadap 3.200 perempuan sehat di Skotlandia menunjukkan, beberapa perempuan mengalami penurunan kadar hormon AM lebih cepat dibanding perempuan lain yang seusia. Berapapun usianya, perempuan yang mengalami penurunan hormon AM cenderung sulit hamil lewat hubungan seks.
Hal yang sama juga berlaku untuk kehamilan melalui program bayi tabung, yakni proses mengawinkan sperma dengan sel telur di laboratorium. Jika kadar hormon AM berkurang, seorang perempuan cederung sulit menumbuhkkan embrio yang ditanam ke dalam rahimnya.
Menurut Prof Nelson, hormon AM menggambarkan aktivitas indung telur wanita seumur hidupnya dan memberikan perkiraan pasokan sel telur yang tersisa. Artinya saat kadar hormon AM menurun, sebenarnya masih ada peluang untuk hamil namun belum tentu janinnya bisa tumbuh.
Hanya saja karena belum ada data statistik yang cukup kuat, tes hormon AM untuk mengetahui peluang kesuksesan bayi tabung belum bisa diterapkan secara luas. Masih butuh penelitian lebih lanjut, namun setidaknya hasil penelitian ini memberi harapan bagi terciptanya metode tes tersebut.
"Kami sekarang dapat menafsirkan hormon Anti Mullerian dengan yakin, dan itu adalah langkah besar dalam memastikan potensi masa reproduksi pasien," ungkap Prof Nelson seperti dikutip dari WebMD, Jumat (12/8/2011).
Salah satu penghalang kesuksesan bayi tabung adalah usia produktif seorang perempuan, sebab pada usia tertentu rahimnya tidak lagi memungkinkan untuk pertumbuhan janin. Meski sel telur bisa dibuahi di luar kandungan, embrio itu tidak akan tumbuh ketika dikembalikan ke rahim.
Prof Scott Nelson dari Glasgow University mengatakan, usia produktif perempuan untuk bisa hamil dengan sukses melalui program bayi tabung bisa diprediksi dengan tes hormon. Hormon yang dipakai adalah hormon Anti Mullerian (AM) yang berkurang ketika rahim tidak mampu lagi ditumbuhi janin.
Survei yang dilakukannya terhadap 3.200 perempuan sehat di Skotlandia menunjukkan, beberapa perempuan mengalami penurunan kadar hormon AM lebih cepat dibanding perempuan lain yang seusia. Berapapun usianya, perempuan yang mengalami penurunan hormon AM cenderung sulit hamil lewat hubungan seks.
Hal yang sama juga berlaku untuk kehamilan melalui program bayi tabung, yakni proses mengawinkan sperma dengan sel telur di laboratorium. Jika kadar hormon AM berkurang, seorang perempuan cederung sulit menumbuhkkan embrio yang ditanam ke dalam rahimnya.
Menurut Prof Nelson, hormon AM menggambarkan aktivitas indung telur wanita seumur hidupnya dan memberikan perkiraan pasokan sel telur yang tersisa. Artinya saat kadar hormon AM menurun, sebenarnya masih ada peluang untuk hamil namun belum tentu janinnya bisa tumbuh.
Hanya saja karena belum ada data statistik yang cukup kuat, tes hormon AM untuk mengetahui peluang kesuksesan bayi tabung belum bisa diterapkan secara luas. Masih butuh penelitian lebih lanjut, namun setidaknya hasil penelitian ini memberi harapan bagi terciptanya metode tes tersebut.
"Kami sekarang dapat menafsirkan hormon Anti Mullerian dengan yakin, dan itu adalah langkah besar dalam memastikan potensi masa reproduksi pasien," ungkap Prof Nelson seperti dikutip dari WebMD, Jumat (12/8/2011).
Terlalu Khawatir Pada Bayi Bisa Memicu Gangguan Obsesif
Setiap ibu yang baru melahirkan pasti merasa cemas karena takut tidak
bisa merawat bayinya dengan baik. Tapi sebaiknya jangan berlebihan,
karena terlalu cemas dan khawatir bisa memicu terjadinya gangguan
obsesif.
Kekhawatiran yang berlebihan bisa berkembang menjadi obsesi yang salah. Para ahli menyebut kondisi ini dengan postpartum obsessive compulsive disorder (postpartum OCD). Hal ini bisa mendorong perempuan mengambil langkah ekstrem untuk mencegah ketakutannya menjadi nyata.
Salah satu contohnya adalah tidak berhenti mencuci baju bayi karena ingin mencegah kuman agar si bayi tidak sakit, atau menolak menggendong bayinya karena takut membuatnya terjatuh.
"Sangat normal bagi orangtua untuk mencoba melindungi dan menjaga anak-anaknya agar tetap aman. Tapi apa yang terjadi pada ibu dengan OCD adalah kewaspadaan dan kekhawatiran yang terlalu tinggi," ujar Kiara Timpano dari University of Miami di Florida, seperti dikutip dari HealthDay, Jumat (9/9/2011).
Timpano menuturkan kondisi ini juga membuat ibu tertekan oleh pikirannya sendiri dan mencoba mengendalikannya melalui perilaku ritualistik atau berulang. Gejala yang timbul bisa mengganggu kehidupannya dan berbahaya bagi ibu dan anaknya.
Hingga saat ini tidak diketahui apa pemicunya, tapi perempuan yang pernah mengalami gangguan kecemasan atau OCD sebelum melahirkan lebih rentan mengalami postpartum OCD. Hal ini karena memiliki bayi adalah transisi kehidupan yang sangat besar dan disertai dengan perubahan fisiologis dan hormon yang bisa berkontribusi.
Meski begitu beberapa orang ada yang keliru antara postpartum OCD dengan psikosis postpartum (bentuk parah dari depresi yang mana ibu mengalami delusi). Perbedaan yang paling jelas terlihat adalah pada ibu dengan psikosis postpartum ada risiko ia menyakiti bayinya sedangkan ibu dengan postpartum OCD berisiko kecil menyakiti bayinya.
OCD umumnya sulit diobati, tapi terapi perilaku kognitif bisa membantu mengajarkan cara-cara mengatasi dan mengubah pikiran yang mengkhawatirkan. Sednagkan bagi ibu yang mengalami depresi dan postpartum OCD maka penggunaan antidepresan bisa mengurani gejala.
Kekhawatiran yang berlebihan bisa berkembang menjadi obsesi yang salah. Para ahli menyebut kondisi ini dengan postpartum obsessive compulsive disorder (postpartum OCD). Hal ini bisa mendorong perempuan mengambil langkah ekstrem untuk mencegah ketakutannya menjadi nyata.
Salah satu contohnya adalah tidak berhenti mencuci baju bayi karena ingin mencegah kuman agar si bayi tidak sakit, atau menolak menggendong bayinya karena takut membuatnya terjatuh.
"Sangat normal bagi orangtua untuk mencoba melindungi dan menjaga anak-anaknya agar tetap aman. Tapi apa yang terjadi pada ibu dengan OCD adalah kewaspadaan dan kekhawatiran yang terlalu tinggi," ujar Kiara Timpano dari University of Miami di Florida, seperti dikutip dari HealthDay, Jumat (9/9/2011).
Timpano menuturkan kondisi ini juga membuat ibu tertekan oleh pikirannya sendiri dan mencoba mengendalikannya melalui perilaku ritualistik atau berulang. Gejala yang timbul bisa mengganggu kehidupannya dan berbahaya bagi ibu dan anaknya.
Hingga saat ini tidak diketahui apa pemicunya, tapi perempuan yang pernah mengalami gangguan kecemasan atau OCD sebelum melahirkan lebih rentan mengalami postpartum OCD. Hal ini karena memiliki bayi adalah transisi kehidupan yang sangat besar dan disertai dengan perubahan fisiologis dan hormon yang bisa berkontribusi.
Meski begitu beberapa orang ada yang keliru antara postpartum OCD dengan psikosis postpartum (bentuk parah dari depresi yang mana ibu mengalami delusi). Perbedaan yang paling jelas terlihat adalah pada ibu dengan psikosis postpartum ada risiko ia menyakiti bayinya sedangkan ibu dengan postpartum OCD berisiko kecil menyakiti bayinya.
OCD umumnya sulit diobati, tapi terapi perilaku kognitif bisa membantu mengajarkan cara-cara mengatasi dan mengubah pikiran yang mengkhawatirkan. Sednagkan bagi ibu yang mengalami depresi dan postpartum OCD maka penggunaan antidepresan bisa mengurani gejala.
Sepertiga Remaja Percaya Seks Pertama Kali Tidak Bikin Hamil
Beberapa mitos seputar seks masih banyak beredar di masyarakat.
Diketahui sekitar 31,5 persen remaja di Indonesia masih percaya bahwa
hubungan seks yang pertama kali tidak menyebabkan hamil.
Survei yang dilakukan oleh PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) pada tahun 2010 ini melibatkan 2.400 remaja berusia 10-24 tahun. Hasilnya sekitar 31,5 persen remaja percaya hubungan seks pertama kali tidak menyebabkan kehamilan dan sekitar 60 persen remaja percaya bahwa keperawanan bisa dilihat dari fisik.
"Banyaknya remaja yang masih percaya pada mitos merupakan salah satu masalah seksualitas di kalangan remaja," ujar Dr Sarsanto Wibisono, SpOG selaku ketua pengurus harian PKBI dalam acara press conference Hari Kontrasepsi Dunia 2011 di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (29/9/2011).
Dr Sarsanto menuturkan masalah seksualitas remaja lainnya adalah narkoba, karena kalau orang sudah kecanduan narkoba dan tidak memiliki uang maka ia akan melakukan apapun termasuk menjual dirinya. Jadi ada kecenderungan narkoba mengacu pada kehamilan yang tidak diinginkan.
"Kehamilan yang tidak diinginkan ini akan berujung pada kehilangan hak dasar pendidikan, karena biasanya perempuan yang hamil akan dikeluarkan dari sekolah," ungkapnya.
Beberapa orang yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan ini ada yang terus dilanjutkan, melakukan aborsi secara aman atau ada juga yang melakukan aborsi tidak aman seperti minum jamu-jamuan atau dipijat.
"Aborsi yang tidak aman ini menyumbang sekitar 15-30 persen dari jumlah kematian ibu," ujar Dr Sarsanto yang lahir di Purbalingga 64 tahun silam.
Dr Sarsanto menuturkan diperlukan program edukasi yang difokuskan pada remaja. Edukasi pada remaja ini diharapkan bisa membuat mereka lebih memahami dan mampu membuat keputusan secara bertanggung jawab serta mempraktekkan kesehatan reproduksi dan seksual dengan tetap memperhatikan hak-hak kesehatan reproduksinya.
Untuk itu pengetahuan mengenai keluarga berencana (KB) yang meliputi pemberian informasi dan konseling mengenai kesehatan reproduksi yang benar harus diberikan sejak dini, sehingga para remaja ini tidak lagi memprcayai mitos-mitos yang ada.
Mitos-mitos lain yang masih beredar di masyarakat antara lain:
1. Seseorang tidak akan hamil jika melakukan senggama terputus atau mengeluarkan penis sebelum mencapai orgasme.
2. Seseorang tidak akan hamil jika melakukan hubungan seks dalam posisi berdiri.
3. Seseorang tidak akan hamil jika ia segera mandi setelah berhubungan seks.
Survei yang dilakukan oleh PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) pada tahun 2010 ini melibatkan 2.400 remaja berusia 10-24 tahun. Hasilnya sekitar 31,5 persen remaja percaya hubungan seks pertama kali tidak menyebabkan kehamilan dan sekitar 60 persen remaja percaya bahwa keperawanan bisa dilihat dari fisik.
"Banyaknya remaja yang masih percaya pada mitos merupakan salah satu masalah seksualitas di kalangan remaja," ujar Dr Sarsanto Wibisono, SpOG selaku ketua pengurus harian PKBI dalam acara press conference Hari Kontrasepsi Dunia 2011 di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (29/9/2011).
Dr Sarsanto menuturkan masalah seksualitas remaja lainnya adalah narkoba, karena kalau orang sudah kecanduan narkoba dan tidak memiliki uang maka ia akan melakukan apapun termasuk menjual dirinya. Jadi ada kecenderungan narkoba mengacu pada kehamilan yang tidak diinginkan.
"Kehamilan yang tidak diinginkan ini akan berujung pada kehilangan hak dasar pendidikan, karena biasanya perempuan yang hamil akan dikeluarkan dari sekolah," ungkapnya.
Beberapa orang yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan ini ada yang terus dilanjutkan, melakukan aborsi secara aman atau ada juga yang melakukan aborsi tidak aman seperti minum jamu-jamuan atau dipijat.
"Aborsi yang tidak aman ini menyumbang sekitar 15-30 persen dari jumlah kematian ibu," ujar Dr Sarsanto yang lahir di Purbalingga 64 tahun silam.
Dr Sarsanto menuturkan diperlukan program edukasi yang difokuskan pada remaja. Edukasi pada remaja ini diharapkan bisa membuat mereka lebih memahami dan mampu membuat keputusan secara bertanggung jawab serta mempraktekkan kesehatan reproduksi dan seksual dengan tetap memperhatikan hak-hak kesehatan reproduksinya.
Untuk itu pengetahuan mengenai keluarga berencana (KB) yang meliputi pemberian informasi dan konseling mengenai kesehatan reproduksi yang benar harus diberikan sejak dini, sehingga para remaja ini tidak lagi memprcayai mitos-mitos yang ada.
Mitos-mitos lain yang masih beredar di masyarakat antara lain:
1. Seseorang tidak akan hamil jika melakukan senggama terputus atau mengeluarkan penis sebelum mencapai orgasme.
2. Seseorang tidak akan hamil jika melakukan hubungan seks dalam posisi berdiri.
3. Seseorang tidak akan hamil jika ia segera mandi setelah berhubungan seks.
Selasa, 04 Oktober 2011
Kelamaan Menunda Kehamilan Bakal Bebani Anak di Masa Depan
Gaya hidup moderen yang serba sibuk membuat banyak pasangan menunda
punya anak. Namun jika ditunda terlalu lama, kelak anaknya akan
terbebani berbagai masalah kesehatan serta tanggung jawab untuk merawat
orangtua yang mulai jompo.
Seorang dokter kandungan dari King Edward Memorial Hospital (KEMH) di Perth Australia, Dr Barry Walters bahkan mengatakan bahwa kecenderungan menunda kehamilan adalah sikap yang egois. Apapun alasannya, punya anak di usia terlalu tua hanya menguntungkan pasangan itu sendiri.
Pada perempuan khususnya, makin tua usia saat hamil maka risikonya makin tinggi. Baik perempuannya itu sendiri maupun janin yang dikandungnya akan lebih rentan mengalami berbagai masalah mulai dari kelebihan gula darah, hingga tekanan darah tinggi.
"Makin tua usia perempuan saat hamil, makin besar kemungkinan untuk menghadapi berbagai masalah medis," ungkap Dr Walters seperti dikutip dari Ninemsn, Rabu (5/10/2011).
Komentar ini disampaikan Dr Walters mengingat belakangan ini makin banyak perempuan dan pasangan subur pada umumnya yang menunda kehamilan. Bukan hanya faktor usia, kadang-kadang pasangan tersebut tidak memperhitungkan faktor lain yang mengganggu kehamilan termasuk kegemukan.
Dr Walter menyarankan, para perempuan sebaiknya mulai membatasi kehamilan sejak usia 37 tahun. Kalaupun masih ingin hamil di usia lebih tua dari itu, maka harus didahului dengan pemeriksaan medis dan program diet untuk mengendalikan berat badan.
Sebagai dokter kandungan, ia juga kurang mendukung adanya program bayi tabung yang memungkinkan para perempuan bisa hamil di usia berapapun selama masih memiliki sel telur. Menurutnya teknologi ini hanya semakin meningkatkan kecenderungan untuk menunda punya anak.
Selain masalah medis, Dr Walters juga memperingatkan risiko lain yang harus ditanggung oleh anak akibat keputusan orangtuanya untuk menunda kehamilan. Saat tumbuh dewasa, anak-anak tersebut menanggung beban lebih berat dibanding teman sebayanya karena harus mengurus orangtuanya yang sudah jompo.
Seorang dokter kandungan dari King Edward Memorial Hospital (KEMH) di Perth Australia, Dr Barry Walters bahkan mengatakan bahwa kecenderungan menunda kehamilan adalah sikap yang egois. Apapun alasannya, punya anak di usia terlalu tua hanya menguntungkan pasangan itu sendiri.
Pada perempuan khususnya, makin tua usia saat hamil maka risikonya makin tinggi. Baik perempuannya itu sendiri maupun janin yang dikandungnya akan lebih rentan mengalami berbagai masalah mulai dari kelebihan gula darah, hingga tekanan darah tinggi.
"Makin tua usia perempuan saat hamil, makin besar kemungkinan untuk menghadapi berbagai masalah medis," ungkap Dr Walters seperti dikutip dari Ninemsn, Rabu (5/10/2011).
Komentar ini disampaikan Dr Walters mengingat belakangan ini makin banyak perempuan dan pasangan subur pada umumnya yang menunda kehamilan. Bukan hanya faktor usia, kadang-kadang pasangan tersebut tidak memperhitungkan faktor lain yang mengganggu kehamilan termasuk kegemukan.
Dr Walter menyarankan, para perempuan sebaiknya mulai membatasi kehamilan sejak usia 37 tahun. Kalaupun masih ingin hamil di usia lebih tua dari itu, maka harus didahului dengan pemeriksaan medis dan program diet untuk mengendalikan berat badan.
Sebagai dokter kandungan, ia juga kurang mendukung adanya program bayi tabung yang memungkinkan para perempuan bisa hamil di usia berapapun selama masih memiliki sel telur. Menurutnya teknologi ini hanya semakin meningkatkan kecenderungan untuk menunda punya anak.
Selain masalah medis, Dr Walters juga memperingatkan risiko lain yang harus ditanggung oleh anak akibat keputusan orangtuanya untuk menunda kehamilan. Saat tumbuh dewasa, anak-anak tersebut menanggung beban lebih berat dibanding teman sebayanya karena harus mengurus orangtuanya yang sudah jompo.
4 Nutrisi Vital untuk Kesehatan Otak
Otak bisa jadi seperti 'CPU' bagi tubuh karena tubuh tidak bisa bekerja
jika otak tak berfungsi dengan baik. Untuk itu agar fungsinya tetap baik
dan optimal, maka otak membutuhkan 4 nutrisi penting ini.
Otak adalah organ yang paling penting untuk mendukung atau mengatur fungsi organ-organ lainnya. Selain itu organ ini juga mengatur sendiri kebutuhan akan 'bahan bakar' atau nutrisinya agar bisa terpelihara dan berfungsi dengan baik.
Jika otak mendapatkan asupan yang tepat maka ia akan mampu memberikan sinyal-sinyal yang tepat sehingga tubuh mampu melakukannya dengan benar. Berikut ini adalah 4 nutrisi yang penting untuk otak, seperti dikutip dari Lifemojo, Rabu (5/10/2011) yaitu:
1. Asam lemak esensial
Asam lemak memainkan peran penting dalam mempromosikan pertumbuhan serta perkembangan otak. Nutrisi ini juga meningkatkan sirkulasi darah, mencegah depresi dan sebagai penguat suasana hati yang menyenangkan sehingga memberikan efek positif dan vitalitas ke otak.
Asam lemak yang bertanggung jawab untuk meningkatkan fungsi otak ini termasuk ALA (alpha linolenic acid), EPA (eicosapentaenoic acid) dan DHA (docosahexaenoic acid). Sumbernya dari kacang almond, minyak biji rami, minyak ikan, salmon, sarden dan mackerel.
2. Vitamin B
Beberapa kelompok vitamin B memberikan manfaat untuk fungsi otak seperti:
- Vitamin B6 atau Pyridoxine yang penting untuk produksi berbagai neurotransmitter seperti serotonin, dopamin dan melatonin. Studi menunjukkan asupan vitamin ini mampu meningkatkan memori pada orang tua, sumbernya dari biji-bijian, pisang, susu, daging dan sayuran berdaun hijau.
- Vitamin B12 yang memainkan peran kunci dalam fungsi normal otak dan sel saraf serta pembentukkan sel darah merah. Vitamin ini diperoleh dari ikan, telur, susu dan produk susu seperti keju.
3. Antioksidan
Nutrisi ini melindungi sel-sel otak dari proses oksidasi sehingga mampu mencegah penyakit, serta membantu mengembalikan memori dengan meningkatkan keseimbangan motorik dan koordinasi. Sumbernya dari buah jeruk, lemon, anggur, ceri, tomat, sayuran berdaun hijau, teh hijau, biji rami dan almond.
4. Vitamin E
Vitamin ini membantu menjaga sirkulasi darah di otak serta bisa berfungsi sebagai antioksidan yang kuat. Sumbernya dari minyak bunga matahari, minyak gandum, tomat, labu, ubi jalar, mangga, asparagus, brokoli dan pepaya.
Otak adalah organ yang paling penting untuk mendukung atau mengatur fungsi organ-organ lainnya. Selain itu organ ini juga mengatur sendiri kebutuhan akan 'bahan bakar' atau nutrisinya agar bisa terpelihara dan berfungsi dengan baik.
Jika otak mendapatkan asupan yang tepat maka ia akan mampu memberikan sinyal-sinyal yang tepat sehingga tubuh mampu melakukannya dengan benar. Berikut ini adalah 4 nutrisi yang penting untuk otak, seperti dikutip dari Lifemojo, Rabu (5/10/2011) yaitu:
1. Asam lemak esensial
Asam lemak memainkan peran penting dalam mempromosikan pertumbuhan serta perkembangan otak. Nutrisi ini juga meningkatkan sirkulasi darah, mencegah depresi dan sebagai penguat suasana hati yang menyenangkan sehingga memberikan efek positif dan vitalitas ke otak.
Asam lemak yang bertanggung jawab untuk meningkatkan fungsi otak ini termasuk ALA (alpha linolenic acid), EPA (eicosapentaenoic acid) dan DHA (docosahexaenoic acid). Sumbernya dari kacang almond, minyak biji rami, minyak ikan, salmon, sarden dan mackerel.
2. Vitamin B
Beberapa kelompok vitamin B memberikan manfaat untuk fungsi otak seperti:
- Vitamin B6 atau Pyridoxine yang penting untuk produksi berbagai neurotransmitter seperti serotonin, dopamin dan melatonin. Studi menunjukkan asupan vitamin ini mampu meningkatkan memori pada orang tua, sumbernya dari biji-bijian, pisang, susu, daging dan sayuran berdaun hijau.
- Vitamin B12 yang memainkan peran kunci dalam fungsi normal otak dan sel saraf serta pembentukkan sel darah merah. Vitamin ini diperoleh dari ikan, telur, susu dan produk susu seperti keju.
3. Antioksidan
Nutrisi ini melindungi sel-sel otak dari proses oksidasi sehingga mampu mencegah penyakit, serta membantu mengembalikan memori dengan meningkatkan keseimbangan motorik dan koordinasi. Sumbernya dari buah jeruk, lemon, anggur, ceri, tomat, sayuran berdaun hijau, teh hijau, biji rami dan almond.
4. Vitamin E
Vitamin ini membantu menjaga sirkulasi darah di otak serta bisa berfungsi sebagai antioksidan yang kuat. Sumbernya dari minyak bunga matahari, minyak gandum, tomat, labu, ubi jalar, mangga, asparagus, brokoli dan pepaya.
Kenapa Ibu Hamil Sangat Sensitif dengan Bau?
Ketika hamil seorang perempuan bisa menjadi sangat sensitif terhadap
bau-bau tertentu yang sebelumnya bisa diterima dengan baik. Kenapa bisa
begitu?
Seperti halnya beberapa perubahan lain yang terjadi selama hamil, maka ibu hamil biasanya juga mengalami perubahan terhadap indera penciuman yang menjadi lebih sensitif. Kondisi ini disebabkan oleh meningkatkan kadar hormon estrogen di dalam tubuhnya.
Studi tahun 2002 yang dilakukan oleh Philadelphia's Monell Chemical Senses Center menunjukkan bahwa perempuan dengan kadar hormon estrogen tinggi memiliki sensitivitas yang lebih besar. Kondisi ini juga bisa terjadi pada perempuan saat masa subur, seperti dikutip dari Health.Howstuffworks, Sabtu (2/7/2011).
Para peneliti menuturkan bahwa kepekaan yang lebih tinggi terhadap bau dan rasa yang dialami oleh ibu hamil kadang bisa memicu terjadinya morning sickness, serta ia menjadi lebih selektif dalam memilih.
Meski begitu di lain sisi peneliti beranggapan hal ini bisa jadi menguntungkan karena akan melindungi ibu hamil dari makanan yang mengandung bahan kimia dan racun yang berbahaya bagi janin.
Kondisi ini umumnya terjadi pada awal kehamilan saat tubuh masih harus beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi selama hamil terutama fluktuasi hormon di dalam tubuh. Namun tidak semua ibu hamil memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap bau tertentu.
Sebuah studi menunjukkan beberapa bau dari makanan atau minuman seperti bau kopi, daging, beberapa produk susu dan makanan berbumbu tajam umumnya tidak disukai oleh ibu hamil di masa-masa awal kehamilannya.
Untuk mengatasinya ibu hamil sebaiknya mencoba untuk menghindari aroma yang bisa memperburuk kondisinya, misalnya meminta pasangan untuk tidak menggunakan parfum yang tidak disukai atau menghindari bau makanan tertentu.
Serta bisa juga diatasi dengan membuka jendela agar memberikan ventilasi yang baik sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran udara atau menyium aroma menenangkan seperti mint, lemon atau bau lain yang disukainya.
Seperti halnya beberapa perubahan lain yang terjadi selama hamil, maka ibu hamil biasanya juga mengalami perubahan terhadap indera penciuman yang menjadi lebih sensitif. Kondisi ini disebabkan oleh meningkatkan kadar hormon estrogen di dalam tubuhnya.
Studi tahun 2002 yang dilakukan oleh Philadelphia's Monell Chemical Senses Center menunjukkan bahwa perempuan dengan kadar hormon estrogen tinggi memiliki sensitivitas yang lebih besar. Kondisi ini juga bisa terjadi pada perempuan saat masa subur, seperti dikutip dari Health.Howstuffworks, Sabtu (2/7/2011).
Para peneliti menuturkan bahwa kepekaan yang lebih tinggi terhadap bau dan rasa yang dialami oleh ibu hamil kadang bisa memicu terjadinya morning sickness, serta ia menjadi lebih selektif dalam memilih.
Meski begitu di lain sisi peneliti beranggapan hal ini bisa jadi menguntungkan karena akan melindungi ibu hamil dari makanan yang mengandung bahan kimia dan racun yang berbahaya bagi janin.
Kondisi ini umumnya terjadi pada awal kehamilan saat tubuh masih harus beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi selama hamil terutama fluktuasi hormon di dalam tubuh. Namun tidak semua ibu hamil memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap bau tertentu.
Sebuah studi menunjukkan beberapa bau dari makanan atau minuman seperti bau kopi, daging, beberapa produk susu dan makanan berbumbu tajam umumnya tidak disukai oleh ibu hamil di masa-masa awal kehamilannya.
Untuk mengatasinya ibu hamil sebaiknya mencoba untuk menghindari aroma yang bisa memperburuk kondisinya, misalnya meminta pasangan untuk tidak menggunakan parfum yang tidak disukai atau menghindari bau makanan tertentu.
Serta bisa juga diatasi dengan membuka jendela agar memberikan ventilasi yang baik sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran udara atau menyium aroma menenangkan seperti mint, lemon atau bau lain yang disukainya.
Saat Hamil Tidurlah dengan Posisi Miring ke Kiri
Posisi tidur ibu hamil kadang bisa mempengaruhi kondisi janin yang
dikandungnya. Studi menyarankan ibu hamil untuk tidur miring ke kiri
untuk mencegah bayi lahir mati.
Sebuah studi yang dilakukan di Selandia Baru mengungkapkan bahwa posisi tidur ibu hamil yang miring ke kiri pada saat trimester akhir dapat membantu menghindari risiko kelahiran mati (stillbirth).
"Aliran darah ke bayi menjadi terbatas ketika ibu tidur dalam posisi terlentang atau miring ke kanan dalam waktu yang lama. Hal ini kemungkinan yang menjelaskan hubungan tersebut," jelas Tomasina Stacey dari departemen obstetri dan ginekologi University of Auckland.
Menurut peneliti, ibu hamil yang tidur dengan miring ke kiri akan membantu aliran darah ke bayi karena pembuluh darah utama ibu tidak terhalang rahim yang berat.
"Ada banyak faktor yang terkait dengan bayi lahir mati termasuk obesitas, peningkatan usia ibu, etnis, kelainan kongenital dan kondisi plasenta. Sebagian besar tidak terjelaskan," ujar Daghni Rajasingam dari Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, seperti dilansir Indiavision, Kamis (14/7/2011).
Dalam studi ini tim peneliti mewawancarai 155 perempuan di Auckland yang melahirkan bayi mati antara Juli 2006-Juni 2009 saat usia kehamilan minimal 28 minggu, yang dibandingkan dengan kelompok kontrol dari 310 ibu yang sedang hamil.
"Penelitian skala kecil ini melihat faktor lain yang mungkin terjadi. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum menarik kesimpulan posisi tidur mana yang paling baik. Jika wanita yang sedang hamil merasa khawatir, sebaiknya konsultasikan dengan bidan atau dokter kandungannya," tambah Rajasingam.
Studi ini telah dipublikasikan dalam British Medical Journal.
Sebuah studi yang dilakukan di Selandia Baru mengungkapkan bahwa posisi tidur ibu hamil yang miring ke kiri pada saat trimester akhir dapat membantu menghindari risiko kelahiran mati (stillbirth).
"Aliran darah ke bayi menjadi terbatas ketika ibu tidur dalam posisi terlentang atau miring ke kanan dalam waktu yang lama. Hal ini kemungkinan yang menjelaskan hubungan tersebut," jelas Tomasina Stacey dari departemen obstetri dan ginekologi University of Auckland.
Menurut peneliti, ibu hamil yang tidur dengan miring ke kiri akan membantu aliran darah ke bayi karena pembuluh darah utama ibu tidak terhalang rahim yang berat.
"Ada banyak faktor yang terkait dengan bayi lahir mati termasuk obesitas, peningkatan usia ibu, etnis, kelainan kongenital dan kondisi plasenta. Sebagian besar tidak terjelaskan," ujar Daghni Rajasingam dari Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, seperti dilansir Indiavision, Kamis (14/7/2011).
Dalam studi ini tim peneliti mewawancarai 155 perempuan di Auckland yang melahirkan bayi mati antara Juli 2006-Juni 2009 saat usia kehamilan minimal 28 minggu, yang dibandingkan dengan kelompok kontrol dari 310 ibu yang sedang hamil.
"Penelitian skala kecil ini melihat faktor lain yang mungkin terjadi. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum menarik kesimpulan posisi tidur mana yang paling baik. Jika wanita yang sedang hamil merasa khawatir, sebaiknya konsultasikan dengan bidan atau dokter kandungannya," tambah Rajasingam.
Studi ini telah dipublikasikan dalam British Medical Journal.
Ngidam Aneh Ibu Hamil
Ibu hamil sering mengalami ngidam atau keinginan yang tidak tertahankan
untuk makan sesuatu misalnya mangga muda. Namun ngidam yang dialami
seorang ibu muda di Inggris ini cukup aneh, karena selalu ingin minum
cairan pembersih mebel.
Emma Veness, perempuan 26 tahun asal Birmingham mengalami ngidam yang sama sekali tidak wajar yakni ingin minum cairan pembersih mebel atau perabotan. Bukan hanya sekali dua kali, keinginan itu muncul secara rutin sekitar 3 kali dalam sehari.
Lazimnya ibu hamil mulai ngidam pada trimester pertama kehamilan, lalu perlahan mulai berkurang. Namun yang terjadi pada Emma, ngidam itu tidak pernah berkurang hingga saat ini usia kandungannya mencapai 7 bulan dan diperkirakan akan melahirkan pada bulan Oktober.
Beberapa ahli mengatakan, kondisi yang dialami Emma termasuk gangguan pola makan yang disebut Pica. Penderita gangguan ini akan mengalami keinginan untuk mengonsumsi sesuatu yang tidak lazim untuk dimakan misalnya rambut, sabun atau bahkan paku.
Bagi Emma, gangguan Pica ini bukan pertama kalinya terjadi pada dirinya. Sejak kecil, ia sudah menampakkan tanda-tanda Pica karena saat dimandikan oleh ibunya ia mengaku sering curi-curi memakan buih sabun yang masih menempel di tubuhnya sebelum dibilas.
Saat tumbuh dewasa, ia mulai tertarik dengan bau-bau pembersih tangan yang mengandung antibakteri. Meski tidak setiap hari, ia pernah sesekali mencicipi cairan tersebut karena tidak bisa menahan keinginannya untuk mencari tahu seperti apa rasanya.
Bahkan ketika hamil anak pertama, Emma juga mengalami Pica meski tidak separah saat hamil anak keduanya sekarang. Ketika hamil anak pertamanya, Darcie yang kini berusia 11 bulan, Emma sering mengendus-endus lap yang baru saja dipakai untuk membersihkan perabotan.
Kini saat hamil untuk kedua kalinya, Emma benar-benar tidak bisa mengendalikan Pica yang dideritanya. Kali ini ia meminum cairan pembersih mebel yang mengandung pelarut-pelarut berbahaya, langsung dari botolnya seperti orang minum air putih saja.
Sebuah organisasi untuk gangguan pola makan, BEAT menilai kebiasaan Emma bisa membahayakan janin yang dikandungnya. Salah seorang juru bicara BEAT yang tidak disebutkan namanya mengatakan, Emma harus sesegera mungkin menghubungi dokter untuk mengatasinya.
"Cairan pembersih tidak akan memberikan nutrisi apapun, justru akan memberikan dampak jangka panjang yang serius bagi kesehatan. Dan yang terpenting, ibu hamil harus memperbanyak makanan bernutrisi untuk pertumbuhan janin yang dikandungnya," ungkap sang juru bicara seperti dikutip dari Dailymail, Senin (18/7/2011).
Emma Veness, perempuan 26 tahun asal Birmingham mengalami ngidam yang sama sekali tidak wajar yakni ingin minum cairan pembersih mebel atau perabotan. Bukan hanya sekali dua kali, keinginan itu muncul secara rutin sekitar 3 kali dalam sehari.
Lazimnya ibu hamil mulai ngidam pada trimester pertama kehamilan, lalu perlahan mulai berkurang. Namun yang terjadi pada Emma, ngidam itu tidak pernah berkurang hingga saat ini usia kandungannya mencapai 7 bulan dan diperkirakan akan melahirkan pada bulan Oktober.
Beberapa ahli mengatakan, kondisi yang dialami Emma termasuk gangguan pola makan yang disebut Pica. Penderita gangguan ini akan mengalami keinginan untuk mengonsumsi sesuatu yang tidak lazim untuk dimakan misalnya rambut, sabun atau bahkan paku.
Bagi Emma, gangguan Pica ini bukan pertama kalinya terjadi pada dirinya. Sejak kecil, ia sudah menampakkan tanda-tanda Pica karena saat dimandikan oleh ibunya ia mengaku sering curi-curi memakan buih sabun yang masih menempel di tubuhnya sebelum dibilas.
Saat tumbuh dewasa, ia mulai tertarik dengan bau-bau pembersih tangan yang mengandung antibakteri. Meski tidak setiap hari, ia pernah sesekali mencicipi cairan tersebut karena tidak bisa menahan keinginannya untuk mencari tahu seperti apa rasanya.
Bahkan ketika hamil anak pertama, Emma juga mengalami Pica meski tidak separah saat hamil anak keduanya sekarang. Ketika hamil anak pertamanya, Darcie yang kini berusia 11 bulan, Emma sering mengendus-endus lap yang baru saja dipakai untuk membersihkan perabotan.
Kini saat hamil untuk kedua kalinya, Emma benar-benar tidak bisa mengendalikan Pica yang dideritanya. Kali ini ia meminum cairan pembersih mebel yang mengandung pelarut-pelarut berbahaya, langsung dari botolnya seperti orang minum air putih saja.
Sebuah organisasi untuk gangguan pola makan, BEAT menilai kebiasaan Emma bisa membahayakan janin yang dikandungnya. Salah seorang juru bicara BEAT yang tidak disebutkan namanya mengatakan, Emma harus sesegera mungkin menghubungi dokter untuk mengatasinya.
"Cairan pembersih tidak akan memberikan nutrisi apapun, justru akan memberikan dampak jangka panjang yang serius bagi kesehatan. Dan yang terpenting, ibu hamil harus memperbanyak makanan bernutrisi untuk pertumbuhan janin yang dikandungnya," ungkap sang juru bicara seperti dikutip dari Dailymail, Senin (18/7/2011).
Rajin Sarapan Saat Hamil Muda Cenderung Melahirkan Anak Laki
Tidak bisa dipungkiri, banyak pasangan suami istri berharap memiliki
setidaknya 1 anak laki-laki dalam keluarganya. Menurut penelitian, ada
banyak cara untuk meningkatkan peluang punya anak laki-laki antara lain
dengan rajin sarapan.
Penelitian yang dilakukan di University of Missouri menunjukkan, perempuan yang rajin sarapan saat hamil muda lebih berpeluang melahirkan bayi laki-laki. Perbedaannya tidak terlalu besar, hanya sekitar 5 persen namun cukup berarti bagi yang sangat menginginkan anak laki-laki.
Faktor yang membedakan antara perempuan yang rajin sarapan dengan yang sering lupa sarapan adalah asupan kalori. Sang peneliti, Dr Cheryl Rosenfeld menjelaskan bahwa makin tinggi asupan kalori saat hamil muda membuat embrio cenderung tumbuh menjadi laki-laki.
Karena itu selain rajin sarapan, perempuan yang sedang hamil muda juga harus memilih makanan yang tinggi kalori jika ingin punya anak laki-laki. Tentunya harus dibatasi, karena jika kalorinya terlalu tinggi maka akan memicu kegemukan dan berbagai masalah kesehatan.
"Diet tinggi kalori membuat ibu hamil cenderung melahirkan anak laki-laki, sebaliknya dengan diet rendah kalori peluang melahirkan anak perempuan lebih besar," ungkap Dr Rosenfeld dalam laporannya di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, dikutip dari Indiavision, Minggu (24/7/2011).
Menurut Dr Rosenfeld, diet tinggi kalori sebenarnya berperan dalam membentuk daya tahan pada janin saat berada di dalam kandungan. Janin perempuan cederung lebih kuat bertahan meski asupan kalorinya lebih rendah, sementara janin laki-laki lebih banyak yang mati dalam kondisi kekurangan kalori.
Hasil penelitian ini sekaligus menjelaskan kecenderungan di banyak negara, yakni kelahiran bayi laki-laki cenderung menurun dan dikhawatirkan akan memicu ketidakseimbangan gender karena ibu hamil banyak yang tidak sarapan. Dr Rosenfeld menduga, bisa jadi salah satu pemicunya adalah kesibukan manusia moderen yang terlalu tinggi sehingga sering tidak sempat sarapan.
Penelitian yang dilakukan di University of Missouri menunjukkan, perempuan yang rajin sarapan saat hamil muda lebih berpeluang melahirkan bayi laki-laki. Perbedaannya tidak terlalu besar, hanya sekitar 5 persen namun cukup berarti bagi yang sangat menginginkan anak laki-laki.
Faktor yang membedakan antara perempuan yang rajin sarapan dengan yang sering lupa sarapan adalah asupan kalori. Sang peneliti, Dr Cheryl Rosenfeld menjelaskan bahwa makin tinggi asupan kalori saat hamil muda membuat embrio cenderung tumbuh menjadi laki-laki.
Karena itu selain rajin sarapan, perempuan yang sedang hamil muda juga harus memilih makanan yang tinggi kalori jika ingin punya anak laki-laki. Tentunya harus dibatasi, karena jika kalorinya terlalu tinggi maka akan memicu kegemukan dan berbagai masalah kesehatan.
"Diet tinggi kalori membuat ibu hamil cenderung melahirkan anak laki-laki, sebaliknya dengan diet rendah kalori peluang melahirkan anak perempuan lebih besar," ungkap Dr Rosenfeld dalam laporannya di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, dikutip dari Indiavision, Minggu (24/7/2011).
Menurut Dr Rosenfeld, diet tinggi kalori sebenarnya berperan dalam membentuk daya tahan pada janin saat berada di dalam kandungan. Janin perempuan cederung lebih kuat bertahan meski asupan kalorinya lebih rendah, sementara janin laki-laki lebih banyak yang mati dalam kondisi kekurangan kalori.
Hasil penelitian ini sekaligus menjelaskan kecenderungan di banyak negara, yakni kelahiran bayi laki-laki cenderung menurun dan dikhawatirkan akan memicu ketidakseimbangan gender karena ibu hamil banyak yang tidak sarapan. Dr Rosenfeld menduga, bisa jadi salah satu pemicunya adalah kesibukan manusia moderen yang terlalu tinggi sehingga sering tidak sempat sarapan.
Kenapa Ibu Hamil Tak Boleh Kebanyakan Pakai Listrik?
Perangkat elektronik memang dibuat untuk memudahkan berbagai aktivitas sehari-hari, namun bukan berarti bisa dipakai berlebihan. Bahkan pada ibu hamil disarankan untuk tidak terlalu sering menggunakan peralatan listrik. Kenapa begitu?
Ilmuwan dari Kaiser Permanente Division of Research, Dr De-Kun Li membuktikan menemukan bahwa pengaruh medan elektromagnetik yang ditimbulkan saat dipakai ibu hamil dapat meningkatkan risiko asma pada anak.
Hasil analisis menunjukkan, ibu hamil yang terpapar medan elektromagnetik tinggi 3,5 kali lebih berisiko untuk melahirkan anak dengan asma bawaan dibandingkan ibu hamil dengan paparan elektromagnetik rendah. Pada paparan sedang, risikonya 74 persen lebih tinggi dibandingkan paparan rendah.
Peningkatan risiko melahirkan anak dengan asma bawaan semakin besar jika ibu hamil tersebut juga punya riwayat asma. Ibu hamil yang punya riwayat asma 6 kali lebih berisiko dibandingkan ibu hamil tanpa riwayat asma, meski terpapar medan elektromagnetik dengan intensitas yang sama.
Urutan kelahiran juga mempengaruhi risiko, sebab ternyata anak pertama lebih terpengaruh medan elektromagnetik dibanding anak ke-2 dan seterusnya. Dikutip dari Healthday, Selasa (2/8/2011), anak pertama 40 persen lebih berisiko kena asma jika saat hamil ibunya banyak terpapar medan listrik.
Kabar baiknya, paparan medan elektromagnetik bisa dikurangi dengan cara mengurangi pemakaian perangkat elektronik yang berlebihan dan menjaga jarak dengan perangkat yang sedang bekerja. Semakin jauh jaraknya, semakin kecil medan elektromagnetik yang terpapar ke tubuhnya.
Dr Li mencontohkan, sebuah microwave rata-rata memiliki medan elektromagnetik berkekuatan 200-500 miligauss. Dengan berdiri sejauh 1 hingga 1,5 meter dari alat tersebut, maka kekuatan medan elektromagnetik yang mengenainya berkurang 1-2 miligauss.
Untuk penelitian ini, ilmuwan mengamati 626 ibu hamil di Amerika Serikat. Selama hamil, para partisipan mengenakan alat untuk mengukur paparan medan elektromagnet lalu perkembangan anaknya diamati hingga 13 tahun kemudian.
Dalam pengamatan tersebut, paparan medan elektromagnetik pada ibu hamil dikategorikan tinggi jika melebihi 2 miligauss (satuan untuk mengukur kekuatan magnet). Kurang dari 0,3 miligauss dikategorikan rendah, sedangkan antara 0,3 hingga 2 miligauss dikategorikan sedang.
Ilmuwan dari Kaiser Permanente Division of Research, Dr De-Kun Li membuktikan menemukan bahwa pengaruh medan elektromagnetik yang ditimbulkan saat dipakai ibu hamil dapat meningkatkan risiko asma pada anak.
Hasil analisis menunjukkan, ibu hamil yang terpapar medan elektromagnetik tinggi 3,5 kali lebih berisiko untuk melahirkan anak dengan asma bawaan dibandingkan ibu hamil dengan paparan elektromagnetik rendah. Pada paparan sedang, risikonya 74 persen lebih tinggi dibandingkan paparan rendah.
Peningkatan risiko melahirkan anak dengan asma bawaan semakin besar jika ibu hamil tersebut juga punya riwayat asma. Ibu hamil yang punya riwayat asma 6 kali lebih berisiko dibandingkan ibu hamil tanpa riwayat asma, meski terpapar medan elektromagnetik dengan intensitas yang sama.
Urutan kelahiran juga mempengaruhi risiko, sebab ternyata anak pertama lebih terpengaruh medan elektromagnetik dibanding anak ke-2 dan seterusnya. Dikutip dari Healthday, Selasa (2/8/2011), anak pertama 40 persen lebih berisiko kena asma jika saat hamil ibunya banyak terpapar medan listrik.
Kabar baiknya, paparan medan elektromagnetik bisa dikurangi dengan cara mengurangi pemakaian perangkat elektronik yang berlebihan dan menjaga jarak dengan perangkat yang sedang bekerja. Semakin jauh jaraknya, semakin kecil medan elektromagnetik yang terpapar ke tubuhnya.
Dr Li mencontohkan, sebuah microwave rata-rata memiliki medan elektromagnetik berkekuatan 200-500 miligauss. Dengan berdiri sejauh 1 hingga 1,5 meter dari alat tersebut, maka kekuatan medan elektromagnetik yang mengenainya berkurang 1-2 miligauss.
Untuk penelitian ini, ilmuwan mengamati 626 ibu hamil di Amerika Serikat. Selama hamil, para partisipan mengenakan alat untuk mengukur paparan medan elektromagnet lalu perkembangan anaknya diamati hingga 13 tahun kemudian.
Dalam pengamatan tersebut, paparan medan elektromagnetik pada ibu hamil dikategorikan tinggi jika melebihi 2 miligauss (satuan untuk mengukur kekuatan magnet). Kurang dari 0,3 miligauss dikategorikan rendah, sedangkan antara 0,3 hingga 2 miligauss dikategorikan sedang.
Karyawan Perempuan yang Sering Masuk Malam Tetap Bisa Hamil
Selama ini, perempuan yang sering bekerja di malam hari diyakini susah hamil. Namun hasil analisis terhadap sejumlah penelitian menunjukkan, hubungan antara kerja malam dengan sistem reproduksi sangat tidak signifikan dan bisa diabaikan.
Anggapan bahwa perempuan yang sering bekerja di malam hari susah hamil didasari oleh perubahan jam biologis. Perempuan yang jam biologisnya tidak teratur akan mengalami perubahan kondisi hormonal yang selama ini diyakini memicu berbagai masalah reproduksi.
Selain menjadi susah hamil, perubahan siklus hormonal itu juga membuat para perempuan sering mengalami menstruasi tidak teratur. Kalaupun bisa hamil, kadang-kadang risikonya tinggi untuk mengalami kelahiran prematur maupun bayi lahir dengan berat badan rendah.
Namun anggapan ini terbantahkan oleh hasil analisis yang dilakukan Dr Matteo Bonzini dari University of Insubria di Italia, terhadap 23 penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Jumlah partisipan yang terlibat di masing-masing penelitian cukup beragam, mulai dari 700 hingga 35.000 orang.
Dari sekian banyak penelitian yang dianalisis, sebagian memang menunjukkan adanya hubungan antara masuk malam dengan ketidakseimbangan hormonal. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat terhadap para perawat di sejumlah rumah sakit.
Dibandingkan para perempuan dengan profesi lainnya, perawat yang sering piket malam di rumah sakit lebih sering mengalami menstruasi yang tidak teratur. Meski diyakini bahwa kecenderungan ini mempengaruhi kesuburan, namun tidak ada cukup bukti untuk disimpulkan demikian.
Secara keseluruhan, 23 penelitian itu rata-rata menunjukkan bahwa perempuan yang sering bekerja di malam hari punya risiko 16 persen lebih besar untuk bermasalah dengan sistem reproduksi. Dilihat dari angkanya, risiko ini memang cukup signifikan.
Namun Dr Bonzini mengatakan, beberapa faktor lain membuat angka itu menjadi tidak signifikan karena masalah reproduksi tidak secara langsung dipicu oleh kebiasaan bekerja di malam hari. Faktor-faktor lain yang dimaksud antara lain faktor sosial, ekonomi dan gaya hidup.
Menurut Dr Bonzini, perempuan yang sering masuk malam biasanya berpenghasilan relatif rendah sehingga sulit mengakses layanan kesehatan. Selain itu, agar tidak mengantuk beberapa perempuan pekerja malam sering mengonsumsi kopi dan rokok yang akan mempengaruhi kesehatannya.
"Bukti-bukti yang ada saat ini tidak mengharuskan perusahaan untuk membatasi para perempuan untuk bekerja di malam hari, dalam kaitannya dengan peluang untuk memiliki keturunan," ungkap Dr Bonzini seperti dikutip dari Reuters, Senin (22/8/2011).
Anggapan bahwa perempuan yang sering bekerja di malam hari susah hamil didasari oleh perubahan jam biologis. Perempuan yang jam biologisnya tidak teratur akan mengalami perubahan kondisi hormonal yang selama ini diyakini memicu berbagai masalah reproduksi.
Selain menjadi susah hamil, perubahan siklus hormonal itu juga membuat para perempuan sering mengalami menstruasi tidak teratur. Kalaupun bisa hamil, kadang-kadang risikonya tinggi untuk mengalami kelahiran prematur maupun bayi lahir dengan berat badan rendah.
Namun anggapan ini terbantahkan oleh hasil analisis yang dilakukan Dr Matteo Bonzini dari University of Insubria di Italia, terhadap 23 penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Jumlah partisipan yang terlibat di masing-masing penelitian cukup beragam, mulai dari 700 hingga 35.000 orang.
Dari sekian banyak penelitian yang dianalisis, sebagian memang menunjukkan adanya hubungan antara masuk malam dengan ketidakseimbangan hormonal. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat terhadap para perawat di sejumlah rumah sakit.
Dibandingkan para perempuan dengan profesi lainnya, perawat yang sering piket malam di rumah sakit lebih sering mengalami menstruasi yang tidak teratur. Meski diyakini bahwa kecenderungan ini mempengaruhi kesuburan, namun tidak ada cukup bukti untuk disimpulkan demikian.
Secara keseluruhan, 23 penelitian itu rata-rata menunjukkan bahwa perempuan yang sering bekerja di malam hari punya risiko 16 persen lebih besar untuk bermasalah dengan sistem reproduksi. Dilihat dari angkanya, risiko ini memang cukup signifikan.
Namun Dr Bonzini mengatakan, beberapa faktor lain membuat angka itu menjadi tidak signifikan karena masalah reproduksi tidak secara langsung dipicu oleh kebiasaan bekerja di malam hari. Faktor-faktor lain yang dimaksud antara lain faktor sosial, ekonomi dan gaya hidup.
Menurut Dr Bonzini, perempuan yang sering masuk malam biasanya berpenghasilan relatif rendah sehingga sulit mengakses layanan kesehatan. Selain itu, agar tidak mengantuk beberapa perempuan pekerja malam sering mengonsumsi kopi dan rokok yang akan mempengaruhi kesehatannya.
"Bukti-bukti yang ada saat ini tidak mengharuskan perusahaan untuk membatasi para perempuan untuk bekerja di malam hari, dalam kaitannya dengan peluang untuk memiliki keturunan," ungkap Dr Bonzini seperti dikutip dari Reuters, Senin (22/8/2011).
Banyak Ibu Minta Caesar dengan Usia Hamil yang Belum Penuh
Operasi caesar memang menjadi pilihan para ibu yang ingin melahirkan dengan lebih aman, meskipun hal ini menyebabkan biaya persalinan menjadi jauh lebih mahal. Namun, terkadang caesar dilakukan karena orang tua bayi memilihkan tanggal tertentu untuk kelahiran sang buah hati.
Tren melahirkan sebelum waktunya ini membuat The March of Dimes prihatin. Untuk menekan angka kematian bayi akibat kelahiran yang terlalu awal dengan cara induksi atau caesar mereka melakukan kampanye dengan slogan 'Bayi sehat patut ditunggu'.
The March of Dimes mencatat maraknya tren melahirkan dengan cara caesar sebelum usia kehamilan 39 minggu seperti dilansir dari The New York Times, Senin (22/8/2011). Peningkatan angka kelahiran caesar di Amerika banyak terjadi sebelum usia kehamilan 39 minggu.
Penelitian telah menunjukkan bahwa sebanyak 36 persen operasi caesar terjadi sebelum usia kandungan 39 minggu. Padahal melahirkan dengan usia kehamilan yang kurang dapat menyebabkan kelahiran prematur dan menimbulkan berbagai komplikasi yang menyebabkan biaya perawatan mahal.
Meskipun pedoman yang diterbitkan 12 tahun lalu oleh American College of Obstetricians and Gynecologists memperingatkan kelahiran bayi dengan induksi atau caesar sebelum usia 39 minggu tidak baik, namun mayoritas ibu dan banyak dokter percaya bahwa bayi akan aman meskipun kelahiran terjadi di minggu sebelumnya .
Fakta medis menunjukkan bahwa pada bayi yang lahir dengan usia kehamilan di bawah 39-40 minggu, punya risiko komplikasi seperti gangguan pernapasan, sakit kuning, infeksi, gula darah rendah, hari perawatan pasca melahirkan di rumah sakit lebih panjang dan bahkan kematian bayi baru lahir.
Meskipun banyak ibu berpikir bahwa berat badan bayi sudah mencukupi pada beberapa minggu terakhir kehamilan, Dr Hawa Lackritz dari maternal and infant health of the national Centers for Disease Control and Prevention di Atlanta mengatakan, organ vital seperti otak, paru-paru dan hati masih dalam perkembangan.
"Bayi tidak sepenuhnya berkembang sampai 39 minggu. Sebagai contoh, otak bayi di usia kehamilan 35 minggu beratnya hanya dua pertiga dari berat bayi pada 39-40 minggu," kata Dr Lackritz.
Seringkali wanita keliru tentang kapan mulai hamil, sehingga dapat mengacaukan perhitungan tanggal perkiraan lahir bayi. Kehamilan dihitung dari hari pertama periode terakhir menstruasi wanita.
Seorang ibu mungkin berpikir kehamilannya telah berlangsung selama 39 minggu padahal ketika itu baru 37 minggu usia kehamilannya. Seringnya salah perhitungan mengenai usia kehamilan ini menyebabkan kelahiran bayi yang terlalu awal.
Untuk mengatasi komplikasi dan menghindari biaya yang lebih tinggi terkait dengan kelahiran bayi prematur, pada Januari 2001 sembilan rumah sakit kota di Utah mempunyai sebuah program untuk pembatasan kelahiran bayi sebelum usia 39 minggu. Program ini mencakup program pendidikan untuk dokter, perawat dan wanita hamil.
Tren melahirkan sebelum waktunya ini membuat The March of Dimes prihatin. Untuk menekan angka kematian bayi akibat kelahiran yang terlalu awal dengan cara induksi atau caesar mereka melakukan kampanye dengan slogan 'Bayi sehat patut ditunggu'.
The March of Dimes mencatat maraknya tren melahirkan dengan cara caesar sebelum usia kehamilan 39 minggu seperti dilansir dari The New York Times, Senin (22/8/2011). Peningkatan angka kelahiran caesar di Amerika banyak terjadi sebelum usia kehamilan 39 minggu.
Penelitian telah menunjukkan bahwa sebanyak 36 persen operasi caesar terjadi sebelum usia kandungan 39 minggu. Padahal melahirkan dengan usia kehamilan yang kurang dapat menyebabkan kelahiran prematur dan menimbulkan berbagai komplikasi yang menyebabkan biaya perawatan mahal.
Meskipun pedoman yang diterbitkan 12 tahun lalu oleh American College of Obstetricians and Gynecologists memperingatkan kelahiran bayi dengan induksi atau caesar sebelum usia 39 minggu tidak baik, namun mayoritas ibu dan banyak dokter percaya bahwa bayi akan aman meskipun kelahiran terjadi di minggu sebelumnya .
Fakta medis menunjukkan bahwa pada bayi yang lahir dengan usia kehamilan di bawah 39-40 minggu, punya risiko komplikasi seperti gangguan pernapasan, sakit kuning, infeksi, gula darah rendah, hari perawatan pasca melahirkan di rumah sakit lebih panjang dan bahkan kematian bayi baru lahir.
Meskipun banyak ibu berpikir bahwa berat badan bayi sudah mencukupi pada beberapa minggu terakhir kehamilan, Dr Hawa Lackritz dari maternal and infant health of the national Centers for Disease Control and Prevention di Atlanta mengatakan, organ vital seperti otak, paru-paru dan hati masih dalam perkembangan.
"Bayi tidak sepenuhnya berkembang sampai 39 minggu. Sebagai contoh, otak bayi di usia kehamilan 35 minggu beratnya hanya dua pertiga dari berat bayi pada 39-40 minggu," kata Dr Lackritz.
Seringkali wanita keliru tentang kapan mulai hamil, sehingga dapat mengacaukan perhitungan tanggal perkiraan lahir bayi. Kehamilan dihitung dari hari pertama periode terakhir menstruasi wanita.
Seorang ibu mungkin berpikir kehamilannya telah berlangsung selama 39 minggu padahal ketika itu baru 37 minggu usia kehamilannya. Seringnya salah perhitungan mengenai usia kehamilan ini menyebabkan kelahiran bayi yang terlalu awal.
Untuk mengatasi komplikasi dan menghindari biaya yang lebih tinggi terkait dengan kelahiran bayi prematur, pada Januari 2001 sembilan rumah sakit kota di Utah mempunyai sebuah program untuk pembatasan kelahiran bayi sebelum usia 39 minggu. Program ini mencakup program pendidikan untuk dokter, perawat dan wanita hamil.
Mual Muntah yang Parah Saat Hamil Pertanda Anak Mudah Stres
Morning sickness atau mual muntah di pagi hari adalah gejala yang wajar saat hamil muda. Namun jika intensitasnya sangat parah, gejala itu bisa menandakan bahwa anaknya akan lebih berisiko mengalami stres dan depresi saat tumbuh dewasa.
Dalam istilah medis, mual muntah yang sangat para selama hamil muda disebut Hyperemesis Gravidarum (HG). Selain muncul terlalu sering, gangguan ini saking parahnya juga bisa menyebabkan dehidrasi (kehilangan cairan) dan malnutrisi (kurang gizi).
Menurut penelitian terbaru di University of Southern California, ibu hamil yang mengalami HG lebih berisiko melahirkan anak yang rentan depresi saat tumbuh dewasa. Risikonya 4 kali lebih tinggi dibanding ibu hamil yang mual muntahnya masih terhitung wajar.
"Meski HG sudah sering dihubungkan dengan dehidrasi dan malnutrisi, penelitian ini adalah yang pertama mengungkap hubungannya dengan risiko depresi," ungkap Dr Marlena Feljo yang memimpin penelitian tersebut, seperti dikutip dari Irishhealth, Kamis (25/8/2011).
Penelitian tersebut dilakukan terhadap ratusan perempuan di seluruh Amerika Serikat yang ibunya mengalami HG saat mengandung. Sebagai pembanding, para peneliti juga mengamati sejumlah perempuan yang ibunya tidak mengalami HG ketika hamil muda.
Hasilnya, 16 persen partisipan yang ibunya mengalami HG punya riwayat depresi ketika sudah dewasa sementara pada partisipan yang ibunya tidak mengalami HG angkanya hanya 3 persen. Gangguan suasana hati atau bipolar dialami 8 pesen partisipan yang ibunya mengalami HG dan hanya 2 persen dari partisipan dari kelompok pembanding.
Partisipan yang ibunya mengalami HG ketika hamil muda juga lebih mudah merasa gelisah. Kegelisahan dialami oleh 7 persen partisipan yang ibunya mengalami HG sedangkan pada partisipan pembanding angkanya sekitar hanya 2 persen.
Dalam istilah medis, mual muntah yang sangat para selama hamil muda disebut Hyperemesis Gravidarum (HG). Selain muncul terlalu sering, gangguan ini saking parahnya juga bisa menyebabkan dehidrasi (kehilangan cairan) dan malnutrisi (kurang gizi).
Menurut penelitian terbaru di University of Southern California, ibu hamil yang mengalami HG lebih berisiko melahirkan anak yang rentan depresi saat tumbuh dewasa. Risikonya 4 kali lebih tinggi dibanding ibu hamil yang mual muntahnya masih terhitung wajar.
"Meski HG sudah sering dihubungkan dengan dehidrasi dan malnutrisi, penelitian ini adalah yang pertama mengungkap hubungannya dengan risiko depresi," ungkap Dr Marlena Feljo yang memimpin penelitian tersebut, seperti dikutip dari Irishhealth, Kamis (25/8/2011).
Penelitian tersebut dilakukan terhadap ratusan perempuan di seluruh Amerika Serikat yang ibunya mengalami HG saat mengandung. Sebagai pembanding, para peneliti juga mengamati sejumlah perempuan yang ibunya tidak mengalami HG ketika hamil muda.
Hasilnya, 16 persen partisipan yang ibunya mengalami HG punya riwayat depresi ketika sudah dewasa sementara pada partisipan yang ibunya tidak mengalami HG angkanya hanya 3 persen. Gangguan suasana hati atau bipolar dialami 8 pesen partisipan yang ibunya mengalami HG dan hanya 2 persen dari partisipan dari kelompok pembanding.
Partisipan yang ibunya mengalami HG ketika hamil muda juga lebih mudah merasa gelisah. Kegelisahan dialami oleh 7 persen partisipan yang ibunya mengalami HG sedangkan pada partisipan pembanding angkanya sekitar hanya 2 persen.
Perubahan Pada Kulit Selama Kehamilan
Saat hamil seseorang pasti mengalami perubahan di dalam tubuhnya, termasuk pada kulit. Perubahan apa saja yang terjadi pada kulit ibu hamil?
Ibu hamil mengalami fluktuasi hormon yang bisa mempengaruhi penampilan seseorang termasuk pada kulit dan umumnya akan hilang setelah bayi yang dikandung lahir. Meski pada beberapa kasus perubahan kulit tersebut masih terjadi.
Berikut ini perubahan kulit yang terjadi ketika seseorang sedang hamil, seperti dikutip dari Lifemojo, Jumat (26/8/2011) yaitu:
1. Bercak-bercak pada kulit wajah
Produksi hormon yang berlebihan akan mengakibatkan pigmentasi meningkat yang memicu munculnya titik-titik atau bercak coklat di kulit wajah terutama pada dahi, bercak ini dikenal sebagai melasma dan chlosma. Salah satu cara mencegahnya adalah menghindari sinar matahari yang berlebihan.
2. Jerawat
Jika diketahui memiliki kulit yang rentan jerawat, maka perlu penanganan ekstra selama hamil. Kelebihan hormon akan mengaktifkan kelenjar untuk menghasilkan minyak lebih banyak sehingga memicu munculnya jerawat. Untuk itu rajin-rajinlah mencuci muka dan menjaga kulit agar tetap bersih.
3. Pembuluh darah menonjol
Saat hamil pembuluh darah kecil akan lebih menonjol di sekitar daerah wajah dan dada bagian atas, tapi akan hilang setelah kehamilan selesai atau disebut dengan spider veins.
4. Linea nigra
Selama bulan keempat atau kelima kehamilan, maka akan muncul garis gelap dari pusar menuju tulang kemaluan, kondisi ini disebut dengan linea nigra. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormonal, dan tidak ada yang perlu dilakukan untuk mencegahnya.
5. Stretch marks
Ini adalah sesuatu yang kebanyakan perempuan tidak bisa hindari selama hamil. Umumnya akan terlihat jelas garis-garis kemerahan di perut. Para ahli merekomendasikan untuk melakukan latihan dan menggunakan lotion khusus.
6. Pregnancy glow
Hal ini terjadi karena sirkulasi darah meningkat dalam tubuh sehingga berdampak pada kulit wajah menjadi lebih bercahaya (glow).
7. Kulit gatal
Kondisi ini biasanya terbatas pada daerah perut, karena perut jadi lebih kencang dan meregang seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Pada kondisi tertentu gatal bisa menyebar ke daerah lengan dan kaki atau dikenal sebagai pruritic urticarial papules.
8. Varises
Saat hamil akan muncul urat biru (varises) di kaki yang terjadi karena tubuh menyesuaikan diri dalam membawa lebih banyak aliran darah untuk bayi. Intensitas nyeri yang muncul bisa dikurangi dengan tidak berdiri dalam jangka waktu lama, berjalan sebanyak mungkin dan menggunakan stocking.
Ibu hamil mengalami fluktuasi hormon yang bisa mempengaruhi penampilan seseorang termasuk pada kulit dan umumnya akan hilang setelah bayi yang dikandung lahir. Meski pada beberapa kasus perubahan kulit tersebut masih terjadi.
Berikut ini perubahan kulit yang terjadi ketika seseorang sedang hamil, seperti dikutip dari Lifemojo, Jumat (26/8/2011) yaitu:
1. Bercak-bercak pada kulit wajah
Produksi hormon yang berlebihan akan mengakibatkan pigmentasi meningkat yang memicu munculnya titik-titik atau bercak coklat di kulit wajah terutama pada dahi, bercak ini dikenal sebagai melasma dan chlosma. Salah satu cara mencegahnya adalah menghindari sinar matahari yang berlebihan.
2. Jerawat
Jika diketahui memiliki kulit yang rentan jerawat, maka perlu penanganan ekstra selama hamil. Kelebihan hormon akan mengaktifkan kelenjar untuk menghasilkan minyak lebih banyak sehingga memicu munculnya jerawat. Untuk itu rajin-rajinlah mencuci muka dan menjaga kulit agar tetap bersih.
3. Pembuluh darah menonjol
Saat hamil pembuluh darah kecil akan lebih menonjol di sekitar daerah wajah dan dada bagian atas, tapi akan hilang setelah kehamilan selesai atau disebut dengan spider veins.
4. Linea nigra
Selama bulan keempat atau kelima kehamilan, maka akan muncul garis gelap dari pusar menuju tulang kemaluan, kondisi ini disebut dengan linea nigra. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormonal, dan tidak ada yang perlu dilakukan untuk mencegahnya.
5. Stretch marks
Ini adalah sesuatu yang kebanyakan perempuan tidak bisa hindari selama hamil. Umumnya akan terlihat jelas garis-garis kemerahan di perut. Para ahli merekomendasikan untuk melakukan latihan dan menggunakan lotion khusus.
6. Pregnancy glow
Hal ini terjadi karena sirkulasi darah meningkat dalam tubuh sehingga berdampak pada kulit wajah menjadi lebih bercahaya (glow).
7. Kulit gatal
Kondisi ini biasanya terbatas pada daerah perut, karena perut jadi lebih kencang dan meregang seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Pada kondisi tertentu gatal bisa menyebar ke daerah lengan dan kaki atau dikenal sebagai pruritic urticarial papules.
8. Varises
Saat hamil akan muncul urat biru (varises) di kaki yang terjadi karena tubuh menyesuaikan diri dalam membawa lebih banyak aliran darah untuk bayi. Intensitas nyeri yang muncul bisa dikurangi dengan tidak berdiri dalam jangka waktu lama, berjalan sebanyak mungkin dan menggunakan stocking.
Alasan Dukun Beranak Lebih Disukai Ketimbang Bidan
Profesi dukun beranak masih punya tempat istimewa di banyak masyarakat Indonesia terutama di pedesaan. Meski sudah ada bidan, penduduk desa lebih suka melahirkan ke dukun beranak. Apa alasannya?
Dukun adalah seorang perempuan yang diakui oleh masyarakat dalam mendampingi ibu hamil, pertolongan persalinan serta perawatan bayi baru lahir secara spiritual.
Umumnya masih banyak masyarakat yang mempercayakan dukun untuk membantu proses persalinannya. Hal itu diakui Bidan Yulia yang bekerja di Poskesdes Mangka, Puskesmas Bakam, Sungailiat Bangka. Menurutnya dibutuhkan sosialisasi yang terus menerus agar bidan bisa diterima warga.
Bidan Yulia menuturkan ada beberapa faktor yang membuat masyarakat masih percaya dukun yaitu:
1. Mitos kepercayaan pada dukun masih kuat, masyarakat beranggapan kalau bidan itu selesai pendidikan,ia masih muda dan belum ada pengalamannya.
2. Mitos yang ada dimasyarakat adalah kalau dibantu oleh bidan pasti dijahit, sementara masyarakat takut dengan jahitan.
3. Turunan dalam keluarga yang menggunakan dukun untuk membantu melahirkan.
4. Masalah biaya, umumnya dukun tidak menarik pungutan jadi secara sukarela saja, sedangkan bidan ada tarifnya.
5. Dukun juga biasanya memberikan ramuan-ramuan yang dipercaya bisa mempermudah persalinan dan diurut yang sangat dipercaya masyarakat.
"Rata-rata 1 desa minimal ada 1 dukun, tapi kadang ada yang 2 atau 3 dukun," ujar Bidan Yulia disela-sela acara pertemuan dengan nakes teladan di Hotel Santika, Bangka, Senin (19/9/2011).
Karenanya diperlukan sosialisasi secara terus menerus bahwa ada subsidi yang bisa diberikan jika ibu hamil mau melahirkan dibantu oleh tenaga kesehatan.
Untuk meningkatkan jumlah ibu yang melahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan, Bidan Yulia pun mulai melakukan pendekatan dengan para dukun pada tahun 2008. Saat itu ia meminta para dukun untuk mengikutsertakan dirinya jika ada ibu yang melahirkan.
"Saya bilang dengan dukun 'tolong ya ajak saya kalau ada pasien melahirkan' meskipun saat itu saya hanya sebagai cadangan saja," ujar bidan yang lahir di Tempilang, Bangka Barat 3 Desember 1979.
Setelah berhasil mendekati dukun, maka tahun 2009 terbentuk kemitraan antara bidan dan dukun melalui pernyataan di atas materai, termasuk pembagian pembayaran seperti bidan tidak mengurangi pendapatan dukun.
Selain itu ada pula kelas ibu yang berisi penyuluhan mengenai segala hal tentang kehamilan, dan berusaha pula melibatkan para suami. Sehingga saat ini kesadaran masyarakat semakin tinggi dan tidak perlu lagi susah payah merujuk pasien, karena mereka dengan sendirinya sudah datang ke poskosdes.
"Alhamdulilah di desa saya saat ini sudah tidak ada ibu yang meninggal saat melahirkan, sedangkan kematian bayi terakhir terjadi pada tahun 2009," ungkap Yulia yang hampir 12 tahun menjadi bidan.
Dukun adalah seorang perempuan yang diakui oleh masyarakat dalam mendampingi ibu hamil, pertolongan persalinan serta perawatan bayi baru lahir secara spiritual.
Umumnya masih banyak masyarakat yang mempercayakan dukun untuk membantu proses persalinannya. Hal itu diakui Bidan Yulia yang bekerja di Poskesdes Mangka, Puskesmas Bakam, Sungailiat Bangka. Menurutnya dibutuhkan sosialisasi yang terus menerus agar bidan bisa diterima warga.
Bidan Yulia menuturkan ada beberapa faktor yang membuat masyarakat masih percaya dukun yaitu:
1. Mitos kepercayaan pada dukun masih kuat, masyarakat beranggapan kalau bidan itu selesai pendidikan,ia masih muda dan belum ada pengalamannya.
2. Mitos yang ada dimasyarakat adalah kalau dibantu oleh bidan pasti dijahit, sementara masyarakat takut dengan jahitan.
3. Turunan dalam keluarga yang menggunakan dukun untuk membantu melahirkan.
4. Masalah biaya, umumnya dukun tidak menarik pungutan jadi secara sukarela saja, sedangkan bidan ada tarifnya.
5. Dukun juga biasanya memberikan ramuan-ramuan yang dipercaya bisa mempermudah persalinan dan diurut yang sangat dipercaya masyarakat.
"Rata-rata 1 desa minimal ada 1 dukun, tapi kadang ada yang 2 atau 3 dukun," ujar Bidan Yulia disela-sela acara pertemuan dengan nakes teladan di Hotel Santika, Bangka, Senin (19/9/2011).
Karenanya diperlukan sosialisasi secara terus menerus bahwa ada subsidi yang bisa diberikan jika ibu hamil mau melahirkan dibantu oleh tenaga kesehatan.
Untuk meningkatkan jumlah ibu yang melahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan, Bidan Yulia pun mulai melakukan pendekatan dengan para dukun pada tahun 2008. Saat itu ia meminta para dukun untuk mengikutsertakan dirinya jika ada ibu yang melahirkan.
"Saya bilang dengan dukun 'tolong ya ajak saya kalau ada pasien melahirkan' meskipun saat itu saya hanya sebagai cadangan saja," ujar bidan yang lahir di Tempilang, Bangka Barat 3 Desember 1979.
Setelah berhasil mendekati dukun, maka tahun 2009 terbentuk kemitraan antara bidan dan dukun melalui pernyataan di atas materai, termasuk pembagian pembayaran seperti bidan tidak mengurangi pendapatan dukun.
Selain itu ada pula kelas ibu yang berisi penyuluhan mengenai segala hal tentang kehamilan, dan berusaha pula melibatkan para suami. Sehingga saat ini kesadaran masyarakat semakin tinggi dan tidak perlu lagi susah payah merujuk pasien, karena mereka dengan sendirinya sudah datang ke poskosdes.
"Alhamdulilah di desa saya saat ini sudah tidak ada ibu yang meninggal saat melahirkan, sedangkan kematian bayi terakhir terjadi pada tahun 2009," ungkap Yulia yang hampir 12 tahun menjadi bidan.
Ekspresi Janin Bisa Jadi Indikator Fungsi Otak
Terkadang janin menunjukkan ekspresi wajah tertentu saat diperiksa melalui USG (ultrasonografi). Tapi ternyata ekspresi yang ditunjukkan janin bisa menjadi indikator fungsi otaknya.
Studi yang dipimpin oleh peneliti Inggris Dr Nadja Reissland menuturkan bahwa ekspresi wajah seperti tertawa dan menangis berkembang sebelum kelahiran dan menjadi lebih kompleks sampai mencapai usia kehamilan 36 minggu.
Perkembangan gerakan wajah pada janin adalah hal penting untuk mengetahui berbagai fungsi setelah kelahiran, seperti gerakan mengisap bayi saat makan, rahang dan lidah yang diperlukan untuk berbicara serta diperlukan untuk meningkatkan ikatan bayi dan orangtua setelah kelahiran.
Otot-otot wajah mulai berkembang saat usia kehamilan 8 minggu, dan semua otot yang digunakan dalam ekspresi wajah dibentuk pada usia 16 minggu. Kemungkinan ekspresi wajah pada janin antara 24-36 minggu dibentuk dari jaringan adiposa yang terbangun selama periode tersebut.
Peneliti mempelajari ekspresi wajah janin dengan menerapkan Facial Action Coding System (FACS) pada USG 4D. Seiring meningkatnya usia kehamilan, maka gerakan wajah, tungkai dan tubuh janin semakin berkorelasi dengan perkembangan struktural dari sistem saraf pusat.
Perkembangan ini menunjukkan adanya hubungan antara korteks serebral dan perifer struktur janin yang fungsional. Karenanya ekspresi janin mungkin bisa memprediksi fungsi otak janin yang sehat.
"Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa ada potensi besar dari metode ini untuk menilai perkembangan janin," ujar Dr Nadja Reissland dari Durham University, seperti dikutip dari MedIndia, Sabtu (24/9/2011).
Dr Reissland menuturkan kode dan analisis ini memungkinkan bagi peneliti untuk secara obyektif melacak peningkatan kompleksitas dari waktu ke waktu dalam menghasilkan ekspresi wajah yang dikenali.
Metode pengkodean dari gerakan wajah janin ini bermanfaat untuk:
Studi yang dipimpin oleh peneliti Inggris Dr Nadja Reissland menuturkan bahwa ekspresi wajah seperti tertawa dan menangis berkembang sebelum kelahiran dan menjadi lebih kompleks sampai mencapai usia kehamilan 36 minggu.
Perkembangan gerakan wajah pada janin adalah hal penting untuk mengetahui berbagai fungsi setelah kelahiran, seperti gerakan mengisap bayi saat makan, rahang dan lidah yang diperlukan untuk berbicara serta diperlukan untuk meningkatkan ikatan bayi dan orangtua setelah kelahiran.
Otot-otot wajah mulai berkembang saat usia kehamilan 8 minggu, dan semua otot yang digunakan dalam ekspresi wajah dibentuk pada usia 16 minggu. Kemungkinan ekspresi wajah pada janin antara 24-36 minggu dibentuk dari jaringan adiposa yang terbangun selama periode tersebut.
Peneliti mempelajari ekspresi wajah janin dengan menerapkan Facial Action Coding System (FACS) pada USG 4D. Seiring meningkatnya usia kehamilan, maka gerakan wajah, tungkai dan tubuh janin semakin berkorelasi dengan perkembangan struktural dari sistem saraf pusat.
Perkembangan ini menunjukkan adanya hubungan antara korteks serebral dan perifer struktur janin yang fungsional. Karenanya ekspresi janin mungkin bisa memprediksi fungsi otak janin yang sehat.
"Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa ada potensi besar dari metode ini untuk menilai perkembangan janin," ujar Dr Nadja Reissland dari Durham University, seperti dikutip dari MedIndia, Sabtu (24/9/2011).
Dr Reissland menuturkan kode dan analisis ini memungkinkan bagi peneliti untuk secara obyektif melacak peningkatan kompleksitas dari waktu ke waktu dalam menghasilkan ekspresi wajah yang dikenali.
Metode pengkodean dari gerakan wajah janin ini bermanfaat untuk:
- Penanda untuk mengetahui perkembangan normal
- Memiliki potensi besar untuk menilai integritas sistem saraf pusat dari janin
- Digunakan untuk mendeteksi gangguan otak fungsional atau struktural
- Membedakan antara perkembangan wajah janin yang normal dan abnormal untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dalam rahim.
Hindari Kesalahan Ini Jika Ingin Cepat Hamil
Tidak ada orang yang bisa memprediksi dengan pasti kapan perempuan akan hamil. Meski begitu ada beberapa kesalahan yang kerap dilakukan pasangan sehingga mengurangi kemungkinannya untuk hamil.
Ada berbagai alasan yang membuat seseorang sulit untuk hamil selain akibat masalah medis tertentu yang serius. Beberapa cara dilakukan seperti ada yang mencoba konsumsi obat atau teknik tertentu. Tapi kadang pasangan mengabaikan beberapa kesalahan yang umum.
Untuk itu hindari kesalahan-kesalahan berikut ini jika ingin cepat hamil, seperti dikutip dari Buzzle, Selasa (4/10/2011) yaitu:
1. Tidak menempatkan prioritas dengan tepat
Tidak salah jika orang menempatkan urutan kebutuhan untuk membeli rumah, tabungan dan lainnya terlebih dahulu sebelum merencanakan memiliki anak. Tapi ada hal penting yang harus dipahami, yaitu kondisi tubuh. Semakin lama memperlambat maka semakin kecil kemungkinan untuk hamil karena kualitas dan jumlah sel telur semakin berkurang.
2. Melakukan hubungan seks setiap hari
Banyak pasangan yang tidak tahu bahwa hubungan seks setiap hari bisa mengurangi jumlah sperma dan butuh waktu tertentu agar kembali normal. Jadi berhubungan seks setiap hari bukan meningkatkan peluang hamil tapi justru menguranginya.
3. Kesalahan dalam menghitung waktu ovulasi (masa subur)
Kebanyakan perempuan beranggapan masa ovulasinya adalah hari ke-14 sejak hari pertama menstruasi, padahal waktu ovulasi sangat bervariasi tiap orang ada yang lebih cepat atau justru lebih lambat. Jika menstruasinya teratur, maka akan lebih mudah menghitung waktu suburnya.
4. Kesalahan gaya hidup yang mempengaruhi kesuburan
Gaya hidup tertentu sangat mempengaruhi kesuburan seperti merokok, diet yang tidak seimbang atau tidak sehat atau berat badan berlebih yang bisa menghambat kehamilan.
5. Terlalu memikirkan posisi saat bercinta
Beberapa pasangan masih berpikir posisi saat bercinta pengaruhi kesempatan untuk hamil, padahal posisi tidak memainkan peran apapun, karenanya jangan terlalu stres atau mencoba gerakan-gerakan yang justru bisa membahayakan alat kelamin.
6. Stres memikirkan kehamilan
Stres yang terjadi sebelum, selama atau setelah kehamilan adalah hal yang tidak sehat, karena bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang mempengaruhi hormon kehamilan HCG. Untuk itu usahakan tetap rileks dan santai agar kesempatan hamilnya lebih ebsar.
7. Terlalu lama menunggu untuk pergi ke dokter spesialis
Sebaiknya jangan terlalu lama menunggu untuk pergi ke dokter spesialis, jika sudah melewati waktu 1 tahun dan belum juga hamil tak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter. Tapi jika ada keluhan lain seperti menstruasi yang sakit, pernah memiliki infeksi panggul atau keputihan yang parah, sebaiknya konsultasikan dengan dokter lebih cepat.
Ada berbagai alasan yang membuat seseorang sulit untuk hamil selain akibat masalah medis tertentu yang serius. Beberapa cara dilakukan seperti ada yang mencoba konsumsi obat atau teknik tertentu. Tapi kadang pasangan mengabaikan beberapa kesalahan yang umum.
Untuk itu hindari kesalahan-kesalahan berikut ini jika ingin cepat hamil, seperti dikutip dari Buzzle, Selasa (4/10/2011) yaitu:
1. Tidak menempatkan prioritas dengan tepat
Tidak salah jika orang menempatkan urutan kebutuhan untuk membeli rumah, tabungan dan lainnya terlebih dahulu sebelum merencanakan memiliki anak. Tapi ada hal penting yang harus dipahami, yaitu kondisi tubuh. Semakin lama memperlambat maka semakin kecil kemungkinan untuk hamil karena kualitas dan jumlah sel telur semakin berkurang.
2. Melakukan hubungan seks setiap hari
Banyak pasangan yang tidak tahu bahwa hubungan seks setiap hari bisa mengurangi jumlah sperma dan butuh waktu tertentu agar kembali normal. Jadi berhubungan seks setiap hari bukan meningkatkan peluang hamil tapi justru menguranginya.
3. Kesalahan dalam menghitung waktu ovulasi (masa subur)
Kebanyakan perempuan beranggapan masa ovulasinya adalah hari ke-14 sejak hari pertama menstruasi, padahal waktu ovulasi sangat bervariasi tiap orang ada yang lebih cepat atau justru lebih lambat. Jika menstruasinya teratur, maka akan lebih mudah menghitung waktu suburnya.
4. Kesalahan gaya hidup yang mempengaruhi kesuburan
Gaya hidup tertentu sangat mempengaruhi kesuburan seperti merokok, diet yang tidak seimbang atau tidak sehat atau berat badan berlebih yang bisa menghambat kehamilan.
5. Terlalu memikirkan posisi saat bercinta
Beberapa pasangan masih berpikir posisi saat bercinta pengaruhi kesempatan untuk hamil, padahal posisi tidak memainkan peran apapun, karenanya jangan terlalu stres atau mencoba gerakan-gerakan yang justru bisa membahayakan alat kelamin.
6. Stres memikirkan kehamilan
Stres yang terjadi sebelum, selama atau setelah kehamilan adalah hal yang tidak sehat, karena bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang mempengaruhi hormon kehamilan HCG. Untuk itu usahakan tetap rileks dan santai agar kesempatan hamilnya lebih ebsar.
7. Terlalu lama menunggu untuk pergi ke dokter spesialis
Sebaiknya jangan terlalu lama menunggu untuk pergi ke dokter spesialis, jika sudah melewati waktu 1 tahun dan belum juga hamil tak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter. Tapi jika ada keluhan lain seperti menstruasi yang sakit, pernah memiliki infeksi panggul atau keputihan yang parah, sebaiknya konsultasikan dengan dokter lebih cepat.
Anak Kurus Karena Ada Gen Kurus yang Diturunkan Orangtua
Selama ini masyarakat hanya tahu tubuh gemuk yang turunkan dari orangtua. Ternyata orangtua yang memiliki tubuh kurus juga memberikan kesempatan lebih besar bagi anaknya untuk bertubuh kurus.
Peneliti mengklaim menjadi kurus adalah sesuatu yang turunkan dari keluarga. Anak-anak yang memiliki orangtua bertubuh kurus akan sangat mungkin untuk memiliki tubuh kurus karena adanya 'gen kurus' yang diturunkan.
Sebuah studi menemukan anak-anak dengan orangtua kurus akan 3 kali lebih mungkin memiliki tubuh kurus daripada anak-anak yang memiliki orangtua dengan kelebihan berat badan. Ilmuwan dari University College London menuturkan faktor-faktor genetik membantu orang untuk lebih mudah bertubuh kurus.
Untuk mengetahui seseorang tergolong bertubuh kurus atau gemuk biasanya dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT/BMI) berdasarkan tinggi dan berat badan yang dimiliki. IMT yang sehat jika nilainya antara 18,5-24,9, IMT yang tergolong kelebihan berat badan antara 25-29,9 dan obesitas jika nilai IMT nya lebih dari 30.
Studi menemukan kesempatan seorang anak untuk menjadi kurus sebesar 16,2 persen jika orangtuanya memiliki nilai IMT ideal atau kurus, jika orangtuanya kelebihan berat badan maka kemungkinan bertubuh kurus sebesar 5,3 persen, tapi jika orangtuanya obesitas maka kemungkinan bertubuh kurus hanya 2,5 persen.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine ini menemukan tidak adanya perbedaan jenis kelamin yang berarti tidak ada pengaruh apakah ibu atau ayahnya yang kurus.
"Kita tahu bahwa berat badan anak berhubungan dengan orangtuanya, tapi studi sebelumnya cenderung lebih fokus pada obesitas sehingga ini menjadi studi pertama yang menganalisis adanya gen kurus yang bisa diturunkan ke anak," ujar Dr Katriina Whitaker dari departemen epidemiologi dan kesehatan masyarakat University College London, seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (5/10/2011).
Sementara itu Profesor Jane Wardle menuturkan kadang orangtua sering khawatir jika anaknya bertubuh kurus, padahal bisa jadi kondisi ini karena adanya gen kurus yang diturunkan dari orangtua.
"Semua gen memiliki 2 versi atau alel dan orangtuanya yang kurus memiliki alel kurus yang mungkin bisa diturunkan ke anaknya. Seorang anak yang mewarisi alel kurus lebih banyak dari orangtuanya maka secara alami ia akan memiliki tubuh kurus," ujar Profesor Wardle.
Peneliti mengklaim menjadi kurus adalah sesuatu yang turunkan dari keluarga. Anak-anak yang memiliki orangtua bertubuh kurus akan sangat mungkin untuk memiliki tubuh kurus karena adanya 'gen kurus' yang diturunkan.
Sebuah studi menemukan anak-anak dengan orangtua kurus akan 3 kali lebih mungkin memiliki tubuh kurus daripada anak-anak yang memiliki orangtua dengan kelebihan berat badan. Ilmuwan dari University College London menuturkan faktor-faktor genetik membantu orang untuk lebih mudah bertubuh kurus.
Untuk mengetahui seseorang tergolong bertubuh kurus atau gemuk biasanya dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT/BMI) berdasarkan tinggi dan berat badan yang dimiliki. IMT yang sehat jika nilainya antara 18,5-24,9, IMT yang tergolong kelebihan berat badan antara 25-29,9 dan obesitas jika nilai IMT nya lebih dari 30.
Studi menemukan kesempatan seorang anak untuk menjadi kurus sebesar 16,2 persen jika orangtuanya memiliki nilai IMT ideal atau kurus, jika orangtuanya kelebihan berat badan maka kemungkinan bertubuh kurus sebesar 5,3 persen, tapi jika orangtuanya obesitas maka kemungkinan bertubuh kurus hanya 2,5 persen.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine ini menemukan tidak adanya perbedaan jenis kelamin yang berarti tidak ada pengaruh apakah ibu atau ayahnya yang kurus.
"Kita tahu bahwa berat badan anak berhubungan dengan orangtuanya, tapi studi sebelumnya cenderung lebih fokus pada obesitas sehingga ini menjadi studi pertama yang menganalisis adanya gen kurus yang bisa diturunkan ke anak," ujar Dr Katriina Whitaker dari departemen epidemiologi dan kesehatan masyarakat University College London, seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (5/10/2011).
Sementara itu Profesor Jane Wardle menuturkan kadang orangtua sering khawatir jika anaknya bertubuh kurus, padahal bisa jadi kondisi ini karena adanya gen kurus yang diturunkan dari orangtua.
"Semua gen memiliki 2 versi atau alel dan orangtuanya yang kurus memiliki alel kurus yang mungkin bisa diturunkan ke anaknya. Seorang anak yang mewarisi alel kurus lebih banyak dari orangtuanya maka secara alami ia akan memiliki tubuh kurus," ujar Profesor Wardle.
Ibu Hamil Tak Perlu Tunda Pengobatan Kemoterapi
Selama ini banyak ibu hamil yang takut menjalani pengobatan kemoterapi. Tapi studi membuktikan bahwa ibu hamil tak perlu menunda kemoterapi, karena kemoterapi tidak membahayakan janin yang dikandungnya.
Para ilmuwan yang mempelajari hal ini menemukan ibu hamil yang melakukan kemoterapi tidak akan membahayakan janinnya. Tapi dampak buruk justru bisa terjadi jika bayi tersebut lahir secara prematur baik secara alami atau melalui induksi.
"Data menunjukkan anak-anak lebih menderita jika dilahirkan secara prematur (sebelum waktunya) daripada akibat kemoterapi saat hamil," ujar Dr Frederic Amant, seorang ginekolog onkologi dari University Hospitals Leuven di Belgia, seperti dikutip dari Reuters, Senin (3/10/2011).
Ia menuturkan tidak ada kebutuhan bagi pasien kanker yang hamil untuk melakukan aborsi atau menunda pengobatan kemoterapinya. Tapi yang harus ditekankan adalah menghindari induksi untuk melahirkan lebih dini.
"Pengalaman saya, banyak perempuan yang memutuskan untuk melakukan aborsi karena mereka beranggapan pengobatan ini mungkin bisa berbahaya bagi bayi yang ada dalam kandungannya," ujar Dr Amant.
Tim dari Dr Amant meneliti 68 kehamilan, sekitar dua pertiganya lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Ditemukan tingkat dan jenis cacat bawaan dari bayi-bayi ini mirip dengan populasi pada umumnya seperti tingkat pertumbuhan, kesehatan secara umum dan perkembangannya, serta tidak menemukan adanya kelainan jantung.
Sementara itu perkembangan kognitif yang diukur seperti tingkat IQ dan tes perilaku berada dikisaran normal, hanya anak-anak yang lahir prematur memiliki nilai IQ di bawah normal.
"Hanya sebagian kecil saja obat kemoterapi yang bisa sampai ke plasenta dan janin dan obat tersebut tidak memiliki efek kesehatan pada perkembangan janin," ungkap Dr Amant yang telah mempresentasi temuannya pada European Multidisciplinary Cancer Congress (EMCC) di Stockholm.
Karena jumlah responden yang terlibat dalam studi ini masih kecil, maka diperlukan studi lebih lanjut untuk menindaklanjuti efek jangka panjangnya.
Para ilmuwan yang mempelajari hal ini menemukan ibu hamil yang melakukan kemoterapi tidak akan membahayakan janinnya. Tapi dampak buruk justru bisa terjadi jika bayi tersebut lahir secara prematur baik secara alami atau melalui induksi.
"Data menunjukkan anak-anak lebih menderita jika dilahirkan secara prematur (sebelum waktunya) daripada akibat kemoterapi saat hamil," ujar Dr Frederic Amant, seorang ginekolog onkologi dari University Hospitals Leuven di Belgia, seperti dikutip dari Reuters, Senin (3/10/2011).
Ia menuturkan tidak ada kebutuhan bagi pasien kanker yang hamil untuk melakukan aborsi atau menunda pengobatan kemoterapinya. Tapi yang harus ditekankan adalah menghindari induksi untuk melahirkan lebih dini.
"Pengalaman saya, banyak perempuan yang memutuskan untuk melakukan aborsi karena mereka beranggapan pengobatan ini mungkin bisa berbahaya bagi bayi yang ada dalam kandungannya," ujar Dr Amant.
Tim dari Dr Amant meneliti 68 kehamilan, sekitar dua pertiganya lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Ditemukan tingkat dan jenis cacat bawaan dari bayi-bayi ini mirip dengan populasi pada umumnya seperti tingkat pertumbuhan, kesehatan secara umum dan perkembangannya, serta tidak menemukan adanya kelainan jantung.
Sementara itu perkembangan kognitif yang diukur seperti tingkat IQ dan tes perilaku berada dikisaran normal, hanya anak-anak yang lahir prematur memiliki nilai IQ di bawah normal.
"Hanya sebagian kecil saja obat kemoterapi yang bisa sampai ke plasenta dan janin dan obat tersebut tidak memiliki efek kesehatan pada perkembangan janin," ungkap Dr Amant yang telah mempresentasi temuannya pada European Multidisciplinary Cancer Congress (EMCC) di Stockholm.
Karena jumlah responden yang terlibat dalam studi ini masih kecil, maka diperlukan studi lebih lanjut untuk menindaklanjuti efek jangka panjangnya.
Wanita dengan Gangguan Hati Disarankan Tak Pakai Pil KB
Pil kontrasepsi (pil KB) umumnya bisa dikonsumsi oleh siapa saja. Tapi perempuan yang diketahui memiliki gangguan atau penyakit hati disarankan untuk tidak menggunakan pil KB.
"Pil KB itu diminum dan dimetabolisme di hati, kalau hatinya sakit maka kemungkinan akan sulit untuk dimetabolisme," ujar Prof Dr dr Biran Affandi, SpOG(K), FAMM dalam acara press conference Hari Kontrasepsi Dunia 2011 di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (29/9/2011).
Prof Biran mengungkapkan untuk mengetahui apakah seseorang pernah atau memiliki penyakit hati (liver) atau tidak cukup ditanyakan saja dan tidak perlu melakukan tes fungsi liver. Karena tes ini membutuhkan biaya yang besar, nanti yang ada orang tersebut tidak jadi menggunakan kontrasepsi.
"Tapi sekarang diketahui ada pil KB baru yang membuat orang dengan penyakit hati bukan lagi menjadi kontra indikasi mutlak," ujar Prof Biran yang mewakili Asia Pacific Council on Contraception (APCOC).
Selain itu pil KB ini tidak bisa cocok untuk semua orang, seperti halnya orang yang pelupa sebaiknya tidak menggunakan pil KB karena pil ini harus diminum setiap hari dan dibutuhkan kedisiplinan. Jadi sebaiknya ia memilih suntik KB setiap 1 atau 3 bulan, atau menggunakan IUD (spiral) yang bisa bertahan hingga 4-5 tahun.
Meski begitu pil KB ini memiliki manfaat atau keuntungan lain selain sebagai kontraseptif yaitu:
1. Berfungsi menekan ovulasi sehingga mengurangi kemungkinan terkena kanker indung telur dan kista sebesar 50 persen.
2. Mengentalkan getah serviks sehingga tidak hanya spermatozoa yang tidak bisa masuk rahim, tapi juga kuman-kuman yang bisa menyebabkan penyakit kelamin sehingga menurunkan infeksi radang panggul sebesar 50 persen.
3. Menipiskan lapisan endometrium sehingga darah haid menjadi lebih sedikit yang membuat anemia lebih ringan.
Sementara itu metode kontrasepsi lain yang bisa menjadi pilihan seperti penggunaan implan, suntik KB, kontrasepsi patch, cincin vagina, kondom, vasektomi dan tubektomi, sedangkan kontrasepsi tradisional yang masih banyak digunakan masyarakat seperti sistem kalender dan juga senggama terputus (mengeluarkan penis sebelum mencapai orgasme).
Karena itu tak ada salahnya jika melakukan konseling terlebih dahulu dengan petugas kesehatan sehingga pasangan bisa menentukan kontarsepsi apa yang tepat dan cocok digunakan.
"Pil KB itu diminum dan dimetabolisme di hati, kalau hatinya sakit maka kemungkinan akan sulit untuk dimetabolisme," ujar Prof Dr dr Biran Affandi, SpOG(K), FAMM dalam acara press conference Hari Kontrasepsi Dunia 2011 di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (29/9/2011).
Prof Biran mengungkapkan untuk mengetahui apakah seseorang pernah atau memiliki penyakit hati (liver) atau tidak cukup ditanyakan saja dan tidak perlu melakukan tes fungsi liver. Karena tes ini membutuhkan biaya yang besar, nanti yang ada orang tersebut tidak jadi menggunakan kontrasepsi.
"Tapi sekarang diketahui ada pil KB baru yang membuat orang dengan penyakit hati bukan lagi menjadi kontra indikasi mutlak," ujar Prof Biran yang mewakili Asia Pacific Council on Contraception (APCOC).
Selain itu pil KB ini tidak bisa cocok untuk semua orang, seperti halnya orang yang pelupa sebaiknya tidak menggunakan pil KB karena pil ini harus diminum setiap hari dan dibutuhkan kedisiplinan. Jadi sebaiknya ia memilih suntik KB setiap 1 atau 3 bulan, atau menggunakan IUD (spiral) yang bisa bertahan hingga 4-5 tahun.
Meski begitu pil KB ini memiliki manfaat atau keuntungan lain selain sebagai kontraseptif yaitu:
1. Berfungsi menekan ovulasi sehingga mengurangi kemungkinan terkena kanker indung telur dan kista sebesar 50 persen.
2. Mengentalkan getah serviks sehingga tidak hanya spermatozoa yang tidak bisa masuk rahim, tapi juga kuman-kuman yang bisa menyebabkan penyakit kelamin sehingga menurunkan infeksi radang panggul sebesar 50 persen.
3. Menipiskan lapisan endometrium sehingga darah haid menjadi lebih sedikit yang membuat anemia lebih ringan.
Sementara itu metode kontrasepsi lain yang bisa menjadi pilihan seperti penggunaan implan, suntik KB, kontrasepsi patch, cincin vagina, kondom, vasektomi dan tubektomi, sedangkan kontrasepsi tradisional yang masih banyak digunakan masyarakat seperti sistem kalender dan juga senggama terputus (mengeluarkan penis sebelum mencapai orgasme).
Karena itu tak ada salahnya jika melakukan konseling terlebih dahulu dengan petugas kesehatan sehingga pasangan bisa menentukan kontarsepsi apa yang tepat dan cocok digunakan.
Perokok Rentan Kena Stroke 10 Tahun Lebih Cepat
Salah satu dampak buruk dari merokok adalah berisiko terserang stroke. Studi menunjukkan orang yang merokok kemungkinan terkena stroke 10 tahun lebih cepat dibanding orang yang tidak merokok.
Studi terbaru menunjukkan hubungan yang signifikan antara merokok dan stroke. Perokok memiliki risiko terkena stroke akibat gumpalan darah lepas (stroke iskemik) 2 kali lipat lebih besar, sedangkan risiko stroke akibat pembuluh darah pecah (hemorrhagic stroke) risikonya meningkat 4 kali lipat.
Peneliti mempelajari 982 pasien stroke (264 perokok dan 718 non-perokok) antara Januari 2009 sampai Maret 2011 di sebuah klinik di Ottawa. Ditemukan rata-rata orang yang merokok terkena stroke usia 58 tahun sedangkan yang non-perokok diusia 67 tahun.
"Informasi dari penelitian ini kembali memberikan bukti yang sangat penting untuk membantu orang berhenti merokok," ujar Dr Andrew Pipe dari University of Ottawa Heart Institute, seperti dikutip dari Medindia, Selasa (4/10/2011).
Dr Pipe menuturkan risiko ini karena rokok menyebabkan penumpukan kotoran pada bagian dalam pembuluh darah (aterosklerosis), kondisi ini memberikan kemungkinan yang lebih besar terhadap pembentukan bekuan atau gumpalan.
"Perokok punya kesempatan lebih besar mengalami komplikasi dan stroke berulang. Pasien yang mengalami stroke ringan 10 kali lebih mungkin mengalami stroke besar terutama jika mereka terus merokok," ungkapnya.
Lebih lanjut Dr Pipe mengungkapkan jika seseorang berhasil berhenti merokok maka risiko terkena strokenya menurun. Jika ia bisa berhenti merokok dalam kurun waktu 18 bulan sampai 2 tahun maka risiko strokenya hampir sama dengan non-perokok.
Meski begitu stroke termasuk penyakit yang bisa dicegah, yaitu melalui beberapa usaha seperti berhenti merokok, mengontrol tekanan darah, melakukan pola makan sehat serta aktif secara fisik.
Studi terbaru menunjukkan hubungan yang signifikan antara merokok dan stroke. Perokok memiliki risiko terkena stroke akibat gumpalan darah lepas (stroke iskemik) 2 kali lipat lebih besar, sedangkan risiko stroke akibat pembuluh darah pecah (hemorrhagic stroke) risikonya meningkat 4 kali lipat.
Peneliti mempelajari 982 pasien stroke (264 perokok dan 718 non-perokok) antara Januari 2009 sampai Maret 2011 di sebuah klinik di Ottawa. Ditemukan rata-rata orang yang merokok terkena stroke usia 58 tahun sedangkan yang non-perokok diusia 67 tahun.
"Informasi dari penelitian ini kembali memberikan bukti yang sangat penting untuk membantu orang berhenti merokok," ujar Dr Andrew Pipe dari University of Ottawa Heart Institute, seperti dikutip dari Medindia, Selasa (4/10/2011).
Dr Pipe menuturkan risiko ini karena rokok menyebabkan penumpukan kotoran pada bagian dalam pembuluh darah (aterosklerosis), kondisi ini memberikan kemungkinan yang lebih besar terhadap pembentukan bekuan atau gumpalan.
"Perokok punya kesempatan lebih besar mengalami komplikasi dan stroke berulang. Pasien yang mengalami stroke ringan 10 kali lebih mungkin mengalami stroke besar terutama jika mereka terus merokok," ungkapnya.
Lebih lanjut Dr Pipe mengungkapkan jika seseorang berhasil berhenti merokok maka risiko terkena strokenya menurun. Jika ia bisa berhenti merokok dalam kurun waktu 18 bulan sampai 2 tahun maka risiko strokenya hampir sama dengan non-perokok.
Meski begitu stroke termasuk penyakit yang bisa dicegah, yaitu melalui beberapa usaha seperti berhenti merokok, mengontrol tekanan darah, melakukan pola makan sehat serta aktif secara fisik.
Perubahan-perubahan yang Terjadi Setelah Memiliki Anak
Memiliki anak memang membawa kebahagiaan tersendiri bagi pasangan orangtua. Tapi anak juga bisa membawa beberapa perubahan pada diri orangtua, perubahan apa saja yang terjadi saat memiliki anak?
Tak hanya membuat rumah ramai, kehadiran anak ternyata juga memiliki manfaat kesehatan seperti menurunkan tekanan darah, membuat tubuh tetap aktif bergerak, menajdi lebih bahagia, membuat otak tetap waras dan lebih banyak pengetahuan.
Meski begitu ada beberapa perubahan yang terjadi ketika sudah memiliki anak, seperti dikutip dari The Sun, Kamis (29/9/2011) yaitu:
1. Waktu tidur malam yang berkurang
Sudah menjadi rahasia umum bahwa waktu tidur orangtua akan berkurang ketika ia baru memiliki anak. Tapi agar tidak kekurangan waktu istirahat maka pintar-pintarlah membagi waktu. Usahakan ikut tidur ketika si kecil tidur siang serta memberikan jadwal piket di malam hari agar pasangan tetap bisa beristirahat.
2. Memiliki sedikit waktu untuk diri sendiri
Memiliki bayi yang baru lahir akan membuat seseorang sulit berkumpul dengan teman-teman karena harus menjaga bayinya 24 jam dalam 7 hari seminggu. Untuk mengatasinya cobalah mencari cara menyenangkan diri sendiri sambil tetap menjaga bayi, atau meminta bantuan orang lain untuk menjaga bayi dan gunakan waktu untuk memanjakan diri sendiri.
3. Khawatir dengan keuangan
Umumnya bayi memiliki keperluan yang tidak sedikit sehingga mempengaruhi jumlah pengeluaran keluarga. Buatlah daftar apa saja pengeluaran bayi dan pendapatan yang diterima, sehingga bisa membuat daftar prioritas.
4. Perubahan suasana hati
Kelelahan dalam menjaga bayi dan adanya fluktuasi hormon yang belum stabil membuat seseorang memiliki suasana hati yang mudah berubah-ubah. Cobalah bermeditasi selama beberapa menit setiap harinya untuk menenangkan diri dan hindari konsumsi kafein.
5. Pasangan yang cemburu
Perempuan biasanya akan memberikan perhatian yang lebih pada buah hatinya, kondisi ini tak jarang menimbulkan kecemburuan tersendiri bagi pasangan. Jika muncul gejala seperti itu cobalah bicarakan dengan pasangan dan berilah pujian atau perhatian kecil padanya.
6. Berbagi tugas dengan pasangan
Mengurus bayi bukan hanya tugas ibu, tapi juga ayah. Karena itu cobalah berbagi tugas dengan pasangan seperti tugas belanja keperluan bayi, serta ajarkan cara mengurus bayi pada pasangan sehingga bisa berbagi tugas dengan baik.
7. Waktu berhubungan seks yang berkurang
Beberapa hal romantis yang biasa dilakukan mungkin akan berkurang ketika sudah memiliki anak, seperti ciuman selamat malam atau berkurangnya waktu untuk berhubungan seks. Cobalah mengobarkan asmara kembali dengan melakukan hal-hal romantis berdua.
Tak hanya membuat rumah ramai, kehadiran anak ternyata juga memiliki manfaat kesehatan seperti menurunkan tekanan darah, membuat tubuh tetap aktif bergerak, menajdi lebih bahagia, membuat otak tetap waras dan lebih banyak pengetahuan.
Meski begitu ada beberapa perubahan yang terjadi ketika sudah memiliki anak, seperti dikutip dari The Sun, Kamis (29/9/2011) yaitu:
1. Waktu tidur malam yang berkurang
Sudah menjadi rahasia umum bahwa waktu tidur orangtua akan berkurang ketika ia baru memiliki anak. Tapi agar tidak kekurangan waktu istirahat maka pintar-pintarlah membagi waktu. Usahakan ikut tidur ketika si kecil tidur siang serta memberikan jadwal piket di malam hari agar pasangan tetap bisa beristirahat.
2. Memiliki sedikit waktu untuk diri sendiri
Memiliki bayi yang baru lahir akan membuat seseorang sulit berkumpul dengan teman-teman karena harus menjaga bayinya 24 jam dalam 7 hari seminggu. Untuk mengatasinya cobalah mencari cara menyenangkan diri sendiri sambil tetap menjaga bayi, atau meminta bantuan orang lain untuk menjaga bayi dan gunakan waktu untuk memanjakan diri sendiri.
3. Khawatir dengan keuangan
Umumnya bayi memiliki keperluan yang tidak sedikit sehingga mempengaruhi jumlah pengeluaran keluarga. Buatlah daftar apa saja pengeluaran bayi dan pendapatan yang diterima, sehingga bisa membuat daftar prioritas.
4. Perubahan suasana hati
Kelelahan dalam menjaga bayi dan adanya fluktuasi hormon yang belum stabil membuat seseorang memiliki suasana hati yang mudah berubah-ubah. Cobalah bermeditasi selama beberapa menit setiap harinya untuk menenangkan diri dan hindari konsumsi kafein.
5. Pasangan yang cemburu
Perempuan biasanya akan memberikan perhatian yang lebih pada buah hatinya, kondisi ini tak jarang menimbulkan kecemburuan tersendiri bagi pasangan. Jika muncul gejala seperti itu cobalah bicarakan dengan pasangan dan berilah pujian atau perhatian kecil padanya.
6. Berbagi tugas dengan pasangan
Mengurus bayi bukan hanya tugas ibu, tapi juga ayah. Karena itu cobalah berbagi tugas dengan pasangan seperti tugas belanja keperluan bayi, serta ajarkan cara mengurus bayi pada pasangan sehingga bisa berbagi tugas dengan baik.
7. Waktu berhubungan seks yang berkurang
Beberapa hal romantis yang biasa dilakukan mungkin akan berkurang ketika sudah memiliki anak, seperti ciuman selamat malam atau berkurangnya waktu untuk berhubungan seks. Cobalah mengobarkan asmara kembali dengan melakukan hal-hal romantis berdua.
Senin, 03 Oktober 2011
Mengajari Anak Cuci Tangan yang Benar
Banyak anak yang tidak mencuci tangan dengan benar atau bahkan tidak melakukannya sama sekali. Padahal kuman dapat menyebar dengan cepat pada anak-anak, yang memicu pandemi flu, pilek dan penyakit
lainnya.
Mencuci tangan dengan cara yang tepat dapat membantu mencegah penyebaran bakteri, kuman dan penyakit. Bantulah anak belajar untuk mencuci tangan dengan seksama dan mengajarkan cara yang benar dengan jelas.
Berikut cara cuci tangan yang benar untuk anak:
Waktu untuk cuci tangan
Ajarkan anak untuk mencuci tangan setiap kali habis buang air kecil atau besar, menyentuh hewan, mengupil, batuk atau bersin, bermain pasir atau bermain kotor. Ajarkan pula anak untuk cuci tangan sebelum makan atau sebelum memegang makanan apa pun. Jadikan kegiatan cuci tangan sebagai kegiatan rutin yang menyenangkan.
Pembasahan
Ingatkan anak untuk melepas cincin atau gelang sebelum mencuci tangan, sehingga seluruh bagian tangan dapat dicuci dengan baik. Ajarkan anak membasahi tangan secara menyeluruh dengan air hangat sebelum menggunakan sabun.
Pencucian
Ajarkan anak untuk menambahkan beberapa tetes sabun tangan dan gosok sabun hingga berbusa. Gosok tangan dengan sabun setidaknya 20 detik. Untuk menandai waktu, anak bisa menyanyikan lagu yang memakan waktu sekitar 20 detik, seperti 'Twinkle, Twinkle, Little Star.
Pembilasan dan pengeringan
Beritahu anak untuk membilas tangan dengan air yang mengalir selama 10 detik untuk menghilangkan sabun. Setelah itu, keringkan tangan dengan tisu atau handuk sekali pakai yang bersih dan kemudian gunakan handuk untuk mematikan kran.
lainnya.
Mencuci tangan dengan cara yang tepat dapat membantu mencegah penyebaran bakteri, kuman dan penyakit. Bantulah anak belajar untuk mencuci tangan dengan seksama dan mengajarkan cara yang benar dengan jelas.
Berikut cara cuci tangan yang benar untuk anak:
Waktu untuk cuci tangan
Ajarkan anak untuk mencuci tangan setiap kali habis buang air kecil atau besar, menyentuh hewan, mengupil, batuk atau bersin, bermain pasir atau bermain kotor. Ajarkan pula anak untuk cuci tangan sebelum makan atau sebelum memegang makanan apa pun. Jadikan kegiatan cuci tangan sebagai kegiatan rutin yang menyenangkan.
Pembasahan
Ingatkan anak untuk melepas cincin atau gelang sebelum mencuci tangan, sehingga seluruh bagian tangan dapat dicuci dengan baik. Ajarkan anak membasahi tangan secara menyeluruh dengan air hangat sebelum menggunakan sabun.
Pencucian
Ajarkan anak untuk menambahkan beberapa tetes sabun tangan dan gosok sabun hingga berbusa. Gosok tangan dengan sabun setidaknya 20 detik. Untuk menandai waktu, anak bisa menyanyikan lagu yang memakan waktu sekitar 20 detik, seperti 'Twinkle, Twinkle, Little Star.
Pembilasan dan pengeringan
Beritahu anak untuk membilas tangan dengan air yang mengalir selama 10 detik untuk menghilangkan sabun. Setelah itu, keringkan tangan dengan tisu atau handuk sekali pakai yang bersih dan kemudian gunakan handuk untuk mematikan kran.
Posting Perdana - Awal yang baik
Blog ini dibuat untuk memenuhi persyaratan penyelesaian studi di kebidanan Universitas Indonesia Timur.
Tampilan dan isi akan kami fokuskan pada seputar aktifitas pribadi, info tentang kesehatan, dan berita-berita terkait. Respon, tanggapan, komentar pembaca sekalian sangat kami tunggu, guna kesempurnaannya.
Terimakasih sudah jalan-jalan ke sini.
Silahkan tinggalkan pesan
Tampilan dan isi akan kami fokuskan pada seputar aktifitas pribadi, info tentang kesehatan, dan berita-berita terkait. Respon, tanggapan, komentar pembaca sekalian sangat kami tunggu, guna kesempurnaannya.
Terimakasih sudah jalan-jalan ke sini.
Silahkan tinggalkan pesan
Jumat, 30 September 2011
ABSTRAK KTI
ABSTRAK
NURAHMAH “ Gambaran Kejadian Pre-eklamsia Pada Ibu Hamil Di Rumah Sakit Umum Daerah Dompu Nusa Tenggara Barat periode Januari s.d Desember 2010” (dibimbing oleh Yurniati dan Hj.Hasnah M.Noor)
VI BAB, halaman, lampiran
NURAHMAH “ Gambaran Kejadian Pre-eklamsia Pada Ibu Hamil Di Rumah Sakit Umum Daerah Dompu Nusa Tenggara Barat periode Januari s.d Desember 2010” (dibimbing oleh Yurniati dan Hj.Hasnah M.Noor)
VI BAB, halaman, lampiran
Pre-eklamsia merupakan masalah penting dalam obstetri yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan kematian pada ibu.
Preeklamsia adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, serta oedema yang timbul pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih dalam persalinan dan bisa pula dalam masa nifas.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dimana variable yang diteliti berdasarkan umur ibu dan gravida dengan menggunakan data sekunder. Data tentang gambaran karakteristik yang diteliti diperoleh dari Rekam Medis. Populasi yang didapatkan sebanyak 1.079 orang dan sampel yang digunakan yaitu semua ibu hamil dengan Pre-eklamsia sebanyak 106 orang yang ditarik secara purposive sampling. Hasil penelitian diperoleh ibu dengan pre-eklamsia sebanyak 106 orang (9,82 %) dan bukan pre-eklamsia sebanyak 973 orang (90,18%), Gravida I dan >III orang sebanyak 74 orang (69,25%) dan gravida II-III sebanyak 32 orang (30,75 %), umur ibu 20-35 tahun sebanyak 77 orang (72,64 %) dan umur ibu < 20 tahun dan > 35 tanun sebanyak 29 orang (27,36 %)
Oleh karena itu disarankan perlunya klien untuk melakukan pemeriksaan ANC secara teratur sehingga jika terjadi komplikasi dapat terdeteksi secara dini untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas baik ibu maupun janin.Kepada bidan Untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan banyak membaca buku serta mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar-seminar dengan kemajuan dan perkembanagan ilmu pengetahuan.Kepada institusi untuk dapat meningkatkan metode pembelajaran sehingga alumni lebih kompeten dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Kata kunci : Pre-eklamsia
Daftar pustaka : 12 (1998-2011)
Preeklamsia adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, serta oedema yang timbul pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih dalam persalinan dan bisa pula dalam masa nifas.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dimana variable yang diteliti berdasarkan umur ibu dan gravida dengan menggunakan data sekunder. Data tentang gambaran karakteristik yang diteliti diperoleh dari Rekam Medis. Populasi yang didapatkan sebanyak 1.079 orang dan sampel yang digunakan yaitu semua ibu hamil dengan Pre-eklamsia sebanyak 106 orang yang ditarik secara purposive sampling. Hasil penelitian diperoleh ibu dengan pre-eklamsia sebanyak 106 orang (9,82 %) dan bukan pre-eklamsia sebanyak 973 orang (90,18%), Gravida I dan >III orang sebanyak 74 orang (69,25%) dan gravida II-III sebanyak 32 orang (30,75 %), umur ibu 20-35 tahun sebanyak 77 orang (72,64 %) dan umur ibu < 20 tahun dan > 35 tanun sebanyak 29 orang (27,36 %)
Oleh karena itu disarankan perlunya klien untuk melakukan pemeriksaan ANC secara teratur sehingga jika terjadi komplikasi dapat terdeteksi secara dini untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas baik ibu maupun janin.Kepada bidan Untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan banyak membaca buku serta mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar-seminar dengan kemajuan dan perkembanagan ilmu pengetahuan.Kepada institusi untuk dapat meningkatkan metode pembelajaran sehingga alumni lebih kompeten dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Kata kunci : Pre-eklamsia
Daftar pustaka : 12 (1998-2011)
Senin, 12 September 2011
Banyak Makan Ikan Saat Hamil Tingkatkan Kekebalan Tubuh Bayi
Asam lemak tak jenuh ganda berjenis polyunsaturated fatty acids (PUFA) banyak ditemukan pada ikan, minyak kenari, atau biji rami. Ibu hamil yang banyak mengonsumsi asam lemak tak jenuh ganda akan membuat usus bayi berkembang secara berbeda yang lebih kebal terhadap alergi.
PUFA diduga mampu meningkatkan kemampuan sel kekebalan usus merespon bakteri dan zat asing, sehingga membuat bayi lebih tahan terhadap alergi. Sampai saat ini, beberapa percobaan klinis telah menunjukkan bahwa ikan dan suplemen minyak kenari pada wanita hamil mampu mengurangi risiko alergi pada anak-anaknya, tetapi bagaimana mekanismenya masih belum diketahui.
"Penelitian kami mengidentifikasi bahwa asam lemak tak jenuh ganda tertentu, yang dikenal sebagai n-3PUFAs, mampu menyebabkan perubahan dalam perkembangan usus bayi, yang pada gilirannya bisa mengubah perkembangan sistem kekebalan usus. Perubahan ini cenderung mengurangi risiko terserang alergi di kemudian hari," kata Dr Gaelle Boudry, dari lembaga riset INRA di Rennes, Perancis seperti dilansir ScienceDaily, Senin (12/9/2011).
Melengkapi makanan seorang ibu dengan n-3PUFA akan menyebabkan usus bayi menjadi lebih mudah menyerap makanan. Usus yang lebih mudah menyerap makanan memungkinkan bakteri dan zat-zat baru melewati melalui dinding usus dan ke dalam aliran darah lebih mudah. Zat-zat baru tersebut akan memicu respon kekebalan tubuh bayi dan produksi antibodi.
"Hasil akhirnya, sistem kekebalan bayi bisa berkembang dan dewasa lebih cepat. Hal ini menyebabkan fungsi kekebalan bayi tersebut lebih baik dan mengurangi kemungkinan mereka terserang alergi," tambah Dr. Boudry.
Penelitian ini mendukung studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa asupan n-3 PUFA selama kehamilan memperpanjang saluran pencernaan bayi dan mempercepat matangnya sistem saraf pusat bayi, performa tugas-tugas mental mereka juga nampak meningkat sejak masa kecil.
"Penelitian lain telah menemukan bahwa makanan yang mengandung ikan atau minyak kenari selama kehamilan dapat membuat bayi cerdas. Itu mendukung bukti bahwa suplemen tersebut juga mempercepat pengembangan sistem kekebalan tubuh yang sehat untuk menangkal alergi," ujar Dr Boudry.
Meskipun demikian, temuan yang dimuat dalam The Journal of Physiology ini didasarkan pada babi, sehingga penelitian selanjutnya perlu ditindaklanjuti untuk melihat pengaruhnya terhadap manusia. Usus babi digunakan karena merupakan model usus yang paling sama dengan manusia.
PUFA diduga mampu meningkatkan kemampuan sel kekebalan usus merespon bakteri dan zat asing, sehingga membuat bayi lebih tahan terhadap alergi. Sampai saat ini, beberapa percobaan klinis telah menunjukkan bahwa ikan dan suplemen minyak kenari pada wanita hamil mampu mengurangi risiko alergi pada anak-anaknya, tetapi bagaimana mekanismenya masih belum diketahui.
"Penelitian kami mengidentifikasi bahwa asam lemak tak jenuh ganda tertentu, yang dikenal sebagai n-3PUFAs, mampu menyebabkan perubahan dalam perkembangan usus bayi, yang pada gilirannya bisa mengubah perkembangan sistem kekebalan usus. Perubahan ini cenderung mengurangi risiko terserang alergi di kemudian hari," kata Dr Gaelle Boudry, dari lembaga riset INRA di Rennes, Perancis seperti dilansir ScienceDaily, Senin (12/9/2011).
Melengkapi makanan seorang ibu dengan n-3PUFA akan menyebabkan usus bayi menjadi lebih mudah menyerap makanan. Usus yang lebih mudah menyerap makanan memungkinkan bakteri dan zat-zat baru melewati melalui dinding usus dan ke dalam aliran darah lebih mudah. Zat-zat baru tersebut akan memicu respon kekebalan tubuh bayi dan produksi antibodi.
"Hasil akhirnya, sistem kekebalan bayi bisa berkembang dan dewasa lebih cepat. Hal ini menyebabkan fungsi kekebalan bayi tersebut lebih baik dan mengurangi kemungkinan mereka terserang alergi," tambah Dr. Boudry.
Penelitian ini mendukung studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa asupan n-3 PUFA selama kehamilan memperpanjang saluran pencernaan bayi dan mempercepat matangnya sistem saraf pusat bayi, performa tugas-tugas mental mereka juga nampak meningkat sejak masa kecil.
"Penelitian lain telah menemukan bahwa makanan yang mengandung ikan atau minyak kenari selama kehamilan dapat membuat bayi cerdas. Itu mendukung bukti bahwa suplemen tersebut juga mempercepat pengembangan sistem kekebalan tubuh yang sehat untuk menangkal alergi," ujar Dr Boudry.
Meskipun demikian, temuan yang dimuat dalam The Journal of Physiology ini didasarkan pada babi, sehingga penelitian selanjutnya perlu ditindaklanjuti untuk melihat pengaruhnya terhadap manusia. Usus babi digunakan karena merupakan model usus yang paling sama dengan manusia.
Senin, 29 Agustus 2011
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran kejadian preeklamsia menurut umur ibu?
2. Bagaimana gambaran kejadian preeklamsia menurut gravida ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk memperoleh informasi mengenai gambaran kejadian preeklamsia pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Daerah Dompu Nusa Tenggara Barat periode januari s.d desember 2010.
2. Tujuan khusus
a. Diperolehnya informasi mengenai gambaran kejadian preeklamsia menurut umur ibu.
b. Diperolehnya informasi mengenai gambaran kejadian preeklamsia menurut gravida ibu.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Program
Sebagai masukan bagi instansi yang berwenang untuk menjadi dasar pertimbangan dalam mengambil kebijakan khususnya bagi Dinas Kesehatan dalam penyusunan program yang berkaitan dengan masalah preeklamsia-eklamsia.
2. Manfaat Ilmiah
Untuk menambah wawasan dan khasanah berfikir serta sebagai sumber dan bahan bacaan yang diharapkan.
3. Manfaat Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman berharga dalam upaya memperluas wawasan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh.
4. Manfaat Institusi
Sebagai bahan acuan diharapkan dapat dimanfaatkan terutama dalam pengembangan konsep tenteng masalah preeklamsia-eklamsia di institusi D III Kebidanan Universitas Indonesia Timur Makassar.
Menurut Word Healt Organitation (WHO), Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 585.000 orang. Kejadian kematian ibu sebagian besar terdapat di Negara Berkembang, ditingkat ASEAN Indonesia merupakan Negara dengan angka kematian ibu tertinggi. Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2003, menyebutkan angka kematian ibu di Indonesia sebesar 307/100.000 kelahiran hidup, lebih tinggi dari Vietnam dengan angka kematian ibu 95/100.000 kelahiran hidup, Malasyia30/100.000 kelahiran hidup, singapura 9/100.000 kelahiran hidup (http://www.suarapembaharuan.com, di akses tanggal 3 juli 2011).
Pada tahun 2005 World Health Organization (WHO) memperkirakan sebanyak 536.000 perempuan meninggal dunia akibat masalah kehamilan, persalinan dan nifas. Kejadian ini dapat berakibat 25% kematian ibu terjadi di Negara-Negara berkembang. Seperti di Vietnam Anagka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 95/100.000 kelahiran hidup, Malasya sebesar 39 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup. Factor penyebab adalah perdarahan 40-50%, preeklamsia dan eklamsia 20-30%, infeksi jalan lahir20-30% (http://www.batampost.co.id.online diakses 18 juli 2011).
Menurut Direktur Bina Kesehatan Masyarakat Depertemen Kesehatan angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2005 yaitu 291/100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2006 angka kematia ibu turun menjadi 209/100.000 kelahiran hidup (http://www.gatra.com.online , di akses pada 18 juli 2011)
Data yang diperoleh dari Profil Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2010, jumlah angka kematian ibu (AKI) berjumlah 92 orang dengan penyebab langsung kematian adalah perdarahan (39,1 %), infeksi (5,4 %), eklamsia (17,4 %), partus lama (4,3 %). (Profil Dinkes Provinsi NTB 2010).
Menurut data yang diperoleh dari bagian pencatatan dan pelaporan Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah Dompu periode Januari s.d Desember 2010 kejadian preeklamsia mencapai 106 orang dari 1.079 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya. Kejadian tersebut menunjukan bahwa pre-eklamsia merupakan masalah yang memerlukan perhatian yang serius untuk menjadi perioritas di Rumah Sakit Umum Daerah Dompu Nusa Tenggara Barat.
Preeklamsia masih sering terdengar di masyarakat, namun masih banyak ibu hamil yang tidak mengetahui tentang bahaya Preeklamsia-Eklamsia. Sedangkan jumlah kematian ibu hamil akibat Preeklamsia-Eklamsia masih dijumpai.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai gambaran kejadian preeklamsia pada ibu hamil yang dibatasi pada factor umur ibu dan gravida.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran kejadian preeklamsia menurut umur ibu?
2. Bagaimana gambaran kejadian preeklamsia menurut gravida ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk memperoleh informasi mengenai gambaran kejadian preeklamsia pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Daerah Dompu Nusa Tenggara Barat periode januari s.d desember 2010.
2. Tujuan khusus
a. Diperolehnya informasi mengenai gambaran kejadian preeklamsia menurut umur ibu.
b. Diperolehnya informasi mengenai gambaran kejadian preeklamsia menurut gravida ibu.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Program
Sebagai masukan bagi instansi yang berwenang untuk menjadi dasar pertimbangan dalam mengambil kebijakan khususnya bagi Dinas Kesehatan dalam penyusunan program yang berkaitan dengan masalah preeklamsia-eklamsia.
2. Manfaat Ilmiah
Untuk menambah wawasan dan khasanah berfikir serta sebagai sumber dan bahan bacaan yang diharapkan.
3. Manfaat Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman berharga dalam upaya memperluas wawasan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh.
4. Manfaat Institusi
Sebagai bahan acuan diharapkan dapat dimanfaatkan terutama dalam pengembangan konsep tenteng masalah preeklamsia-eklamsia di institusi D III Kebidanan Universitas Indonesia Timur Makassar.
Minggu, 28 Agustus 2011
A. Tinjauan Tentang Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
a. Kehamilan adalah suatu proses pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim yang di mulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan menurut bulan dibagi menjadi 3 trimester
(saifuddin A.B,2006, hal.89) yaitu :
1) Trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan
2) Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan
3) Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan
b. Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari ovulasi sampai persalinan aterm sekitar 280 hari.
2. Diagnosis kehamilan (Cunningham, dkk, 2002)
a. Tanda dugaan hamil
1) Amenorhoe (tidak dapat haid)
Untuk menentukan usia kehamilan dan menentukan perkiraan persalinan, dapat dihitung dengan menggunakan rumus neagle.
2) Mual dan muntah (nausea dan vomiting)
Bisa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama.
3) Ngidam
4) Tidak tahan terhadap suatu bau-bauan
5) Pingsan
6) Tidak ada selera makan (anorexia)
7) Lelah (fotique)
8) Payudara membesar, tegang dan sedikit terasa nyeri disebabkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang duktulus dan alveoli payuda.
9) Sering buang air kecil (BAK), karena kandung kemih tertekan olek rahim yang membesar, dan akan hilang pada triwulan kedua. Pada akhir kehamilan gejala ini akan kembali oleh karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin.
10) Konstipasi / obstipasi
Pengaruh dari progesteron dapat menghambat peristaltik usus yang mengakibatkan usus kesulitan untuk buang air besar.
11) Pigmentasi kulit
Pengaruh hormon kortikosteroid plasenta dijumpai pada muka, areola payudara, leher dan dinding perut.
b. Tanda- tanda kemungkinan hamil
1) Perut dan uterus membesar sehingga terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi dalam rahim.
2) Tanda piscasek (bentuk rahim yang tidak sama)
3) Tanda hegar.
Serviks menjadi lembek dari keadaan keras seperti cuping hidung pada wanita tidak hamil menjadi lembut (softening) seperti bibr pada wanita yang sedang hamil.
4) Tanda Chadwick
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah agak kebiru-biruan.
5) Tanda goodel
Itsmus uteri menjadi lebih lembut (softening) dan lebih padat (compressibility).
6) Braxton hicks
Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang.
7) Teraba ballottement
8) Reaksi kehamilan positif.
c. Tanda-tanda pasti hamil
1) Gerakan janin dapat diraba dan baian-bagian janin
2) Denyut jantung janin
3) Didengar dengan stethoscope-monoral leneck
4) Dilihat pada ultrasonografi
5) Terlihat tulang-tulang janin pada foto-rontgen
3. Perubahan fisiologis yang terjadi dalam kehamilan
a. Uterus
Pada bulan-bulan pertamauterus akan membesar dibawah pengaruh hormon estrogen dan progesteron. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertropi otot polos uteri.
Tafsiran pembesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :
1) Pada kehamilan 8 minggu, fundus uteri teraba sebesar telur bebek.
2) Pada kehamilan 12 minggu, fundus uteri 2-3 jari di atas simfisis.
3) Pada kehamilan 16 minggu, fundus uteri kira-kira pertengahan simfisis dengan pusat.
4) Pada kehamiln 20 minggu, fundus uteri kira-kira 2-3 jari di bawah pusat.
5) Pada kehamilan 24 minggu, fundus uteri kira-kira setinggi pusat.
6) Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri 2-3 jari di atas pusat.
7) Pada kehamilan 32 minggu, fundus uteri terletak pada pertengahan pusat dan prosessus xifoideus.
8) Pada kehamilan 36 minggu, fundus uteri 3 jari di bawah prosessus xifoideus.
9) Pada kehamilan 40 minggu sama denagn kehamilan 8 bulan tetapi melebar ke samping. (Mochtar, R. 1998. Hal 52).
b. Serviks uteri
Serviks mengalami perubahan karena hormon estrogon. Serviks menjadi lebih lembek dari keadaan keras seperti cuping hidung pada wanita tidak hamil menjadi lembut softening) seperti bibir pada wanita yang sedang hamil, tanda ini di sebut tanda hegar.
c. Vagina dan vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vulva dan vagina akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat warna merah atau kebiruan (Mochtar R, 1998, hal.36)..
d. Indung telur (ovarium)
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsinya di ambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang dan istirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.
e. Payudara
Payudara mengalami perubahan-perubahan sebagai persiapan untuk pemberian ASI pada masa laktasi. Payudara akan tampak menjadi besar, areola menjadi lebih hitam dan putting akan lebih menonjol. Perubahan ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen, progesteron dan hormon somatomammotropin.
Estrogen menimbulkan hipertropi system saluran payudara, sedangkan progesteron menambah sel-sel asinus sedangkan somatomammotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi pembuatan kasein, dan laktoglobulin. Dengan demikian, mamma dipersiapkan untuk laktasi (Wiknjosastro H,2006, hal.95)
f. Sistem sirkulasi darah
1) Volume darah
Volume darah akan naik pesat pada akhir trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak kira-kira sebanyak 25% dan puncaknya pada kehamilan 32 minggu, di ikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira 30% (Wiknjosastro H, 2006, Hal. 96)
2) Protein darah
Protein dalam serum berubah. Jumlah protein, albumin dan gamaglobulin menurun dalam triwulan pertama dan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan. Beta-globulin dan fibrinogen terus meningkat (Mochtar R, 1998, hal. 37)
3) Hemoglobin
Hemoglobin cenderung menurun oleh karena kenaikan relativ volume plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk kebutuhan transport yang sangat diperlukan selama kehamilan. Leukosit meningkat sampai 10.000/cc, begitu pula dengan produksi trombosit (Mochtar R, 1998, hal.37).
4) Nadi dan tekanan darah
Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester II dan kemudian akan naik lagi seperti pada keadaan pra hamil. Tekanan vena dalam batas normal pada ektremitas atas dan bawah, cenderung naik setelah akhir trimester pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata-ratanya 84 kali permenit (Mochtar R, 1998, hal.38).
5) Jantung
Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3 bulan dan menurun lagi pada minggu-minggu terakhir kehamilan (Mochtar R, 1998, hal.37).
g. Sistem pernapasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim. (Mochtar R, 1998, hal.38).
h. Sistem pencernaan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan tidak enak (mual), akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus-tonus traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada dalam lambung dan apa yang telah dicerakan lebih lama berada dalam usus-usus. Gejala muntah (emesis) biasanya terjadi pada pagi hari yang biasa dikenal dengan morning sickness (Mochtar R, 1998, hal.97).
i. Tulang dan gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar karena ligament-ligamen melunak (softening). Juga sedikit terjadi pelebaran pada ruang persendian. Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, maka kalsium maternal pada tulang panjang akan diambil untuk memenuhi kebutuhan janin (Mochtar R, 1998, hal.38).
j. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh hormon MSH yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat pigmen pada dahi, pipi, hidung dikenal sebagai kloasma gravidarum (Mochtar R, 1998, hal.97).
k. Perubahan metabolisme
Kehamilan mempunyai efek pada metabolism, oleh karena itu wanita hamil perlu mendapat makanan yang bergizi dan dalam kondisi yang sehat..
1) Metabolisme basal naik sebesar 15% sampa 20% dari semula. Terutama pada trimester ketiga.
2) Keseimbangan asam basa mengslsmi penurunan dari 155 mEq perliter menjadi 145 mEq perliterdisebabkan hemodulusi darah dan kebutuhan mineralyang diperlukan janin.
3) Kebutuhan protein wanita hamil maki meninggi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan dan juga untuk persiapan laktasi.
4) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
5) Kebutuhan zal mineral untuk ibu hamil:
a) Kalsium: 1,5gr/hari, 30-40 gr untuk pembentukan tuang janin.
b) Fasfor, rata-rata 2 gr sehari
c) Zat besi, 800-mg atau 30-40 mg sehari.
d) Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak.
6) Berat badan ibu hamil naik kira-kira 6,5-16,5 kg selama hamil (½ kg per minggu. Pertumbuhan berat badan ini dapat dirinci sebagai berikut : janin 3-3,5 kg, plasenta 0,5 kg, air ketuban 1 kg, rahim 1 kg, timbunan lemak 1,5 kg, protein 2 kg, dan retensi air-garam 1.5 kg (Manuaba I.B.G, 1998, hal.110-111).
a. Kehamilan adalah suatu proses pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim yang di mulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan menurut bulan dibagi menjadi 3 trimester
(saifuddin A.B,2006, hal.89) yaitu :
1) Trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan
2) Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan
3) Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan
b. Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari ovulasi sampai persalinan aterm sekitar 280 hari.
2. Diagnosis kehamilan (Cunningham, dkk, 2002)
a. Tanda dugaan hamil
1) Amenorhoe (tidak dapat haid)
Untuk menentukan usia kehamilan dan menentukan perkiraan persalinan, dapat dihitung dengan menggunakan rumus neagle.
2) Mual dan muntah (nausea dan vomiting)
Bisa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama.
3) Ngidam
4) Tidak tahan terhadap suatu bau-bauan
5) Pingsan
6) Tidak ada selera makan (anorexia)
7) Lelah (fotique)
8) Payudara membesar, tegang dan sedikit terasa nyeri disebabkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang duktulus dan alveoli payuda.
9) Sering buang air kecil (BAK), karena kandung kemih tertekan olek rahim yang membesar, dan akan hilang pada triwulan kedua. Pada akhir kehamilan gejala ini akan kembali oleh karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin.
10) Konstipasi / obstipasi
Pengaruh dari progesteron dapat menghambat peristaltik usus yang mengakibatkan usus kesulitan untuk buang air besar.
11) Pigmentasi kulit
Pengaruh hormon kortikosteroid plasenta dijumpai pada muka, areola payudara, leher dan dinding perut.
b. Tanda- tanda kemungkinan hamil
1) Perut dan uterus membesar sehingga terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi dalam rahim.
2) Tanda piscasek (bentuk rahim yang tidak sama)
3) Tanda hegar.
Serviks menjadi lembek dari keadaan keras seperti cuping hidung pada wanita tidak hamil menjadi lembut (softening) seperti bibr pada wanita yang sedang hamil.
4) Tanda Chadwick
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah agak kebiru-biruan.
5) Tanda goodel
Itsmus uteri menjadi lebih lembut (softening) dan lebih padat (compressibility).
6) Braxton hicks
Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang.
7) Teraba ballottement
8) Reaksi kehamilan positif.
c. Tanda-tanda pasti hamil
1) Gerakan janin dapat diraba dan baian-bagian janin
2) Denyut jantung janin
3) Didengar dengan stethoscope-monoral leneck
4) Dilihat pada ultrasonografi
5) Terlihat tulang-tulang janin pada foto-rontgen
3. Perubahan fisiologis yang terjadi dalam kehamilan
a. Uterus
Pada bulan-bulan pertamauterus akan membesar dibawah pengaruh hormon estrogen dan progesteron. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertropi otot polos uteri.
Tafsiran pembesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :
1) Pada kehamilan 8 minggu, fundus uteri teraba sebesar telur bebek.
2) Pada kehamilan 12 minggu, fundus uteri 2-3 jari di atas simfisis.
3) Pada kehamilan 16 minggu, fundus uteri kira-kira pertengahan simfisis dengan pusat.
4) Pada kehamiln 20 minggu, fundus uteri kira-kira 2-3 jari di bawah pusat.
5) Pada kehamilan 24 minggu, fundus uteri kira-kira setinggi pusat.
6) Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri 2-3 jari di atas pusat.
7) Pada kehamilan 32 minggu, fundus uteri terletak pada pertengahan pusat dan prosessus xifoideus.
8) Pada kehamilan 36 minggu, fundus uteri 3 jari di bawah prosessus xifoideus.
9) Pada kehamilan 40 minggu sama denagn kehamilan 8 bulan tetapi melebar ke samping. (Mochtar, R. 1998. Hal 52).
b. Serviks uteri
Serviks mengalami perubahan karena hormon estrogon. Serviks menjadi lebih lembek dari keadaan keras seperti cuping hidung pada wanita tidak hamil menjadi lembut softening) seperti bibir pada wanita yang sedang hamil, tanda ini di sebut tanda hegar.
c. Vagina dan vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vulva dan vagina akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat warna merah atau kebiruan (Mochtar R, 1998, hal.36)..
d. Indung telur (ovarium)
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsinya di ambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang dan istirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.
e. Payudara
Payudara mengalami perubahan-perubahan sebagai persiapan untuk pemberian ASI pada masa laktasi. Payudara akan tampak menjadi besar, areola menjadi lebih hitam dan putting akan lebih menonjol. Perubahan ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen, progesteron dan hormon somatomammotropin.
Estrogen menimbulkan hipertropi system saluran payudara, sedangkan progesteron menambah sel-sel asinus sedangkan somatomammotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi pembuatan kasein, dan laktoglobulin. Dengan demikian, mamma dipersiapkan untuk laktasi (Wiknjosastro H,2006, hal.95)
f. Sistem sirkulasi darah
1) Volume darah
Volume darah akan naik pesat pada akhir trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak kira-kira sebanyak 25% dan puncaknya pada kehamilan 32 minggu, di ikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira 30% (Wiknjosastro H, 2006, Hal. 96)
2) Protein darah
Protein dalam serum berubah. Jumlah protein, albumin dan gamaglobulin menurun dalam triwulan pertama dan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan. Beta-globulin dan fibrinogen terus meningkat (Mochtar R, 1998, hal. 37)
3) Hemoglobin
Hemoglobin cenderung menurun oleh karena kenaikan relativ volume plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk kebutuhan transport yang sangat diperlukan selama kehamilan. Leukosit meningkat sampai 10.000/cc, begitu pula dengan produksi trombosit (Mochtar R, 1998, hal.37).
4) Nadi dan tekanan darah
Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester II dan kemudian akan naik lagi seperti pada keadaan pra hamil. Tekanan vena dalam batas normal pada ektremitas atas dan bawah, cenderung naik setelah akhir trimester pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata-ratanya 84 kali permenit (Mochtar R, 1998, hal.38).
5) Jantung
Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3 bulan dan menurun lagi pada minggu-minggu terakhir kehamilan (Mochtar R, 1998, hal.37).
g. Sistem pernapasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim. (Mochtar R, 1998, hal.38).
h. Sistem pencernaan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan tidak enak (mual), akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus-tonus traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada dalam lambung dan apa yang telah dicerakan lebih lama berada dalam usus-usus. Gejala muntah (emesis) biasanya terjadi pada pagi hari yang biasa dikenal dengan morning sickness (Mochtar R, 1998, hal.97).
i. Tulang dan gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar karena ligament-ligamen melunak (softening). Juga sedikit terjadi pelebaran pada ruang persendian. Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, maka kalsium maternal pada tulang panjang akan diambil untuk memenuhi kebutuhan janin (Mochtar R, 1998, hal.38).
j. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh hormon MSH yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat pigmen pada dahi, pipi, hidung dikenal sebagai kloasma gravidarum (Mochtar R, 1998, hal.97).
k. Perubahan metabolisme
Kehamilan mempunyai efek pada metabolism, oleh karena itu wanita hamil perlu mendapat makanan yang bergizi dan dalam kondisi yang sehat..
1) Metabolisme basal naik sebesar 15% sampa 20% dari semula. Terutama pada trimester ketiga.
2) Keseimbangan asam basa mengslsmi penurunan dari 155 mEq perliter menjadi 145 mEq perliterdisebabkan hemodulusi darah dan kebutuhan mineralyang diperlukan janin.
3) Kebutuhan protein wanita hamil maki meninggi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan dan juga untuk persiapan laktasi.
4) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
5) Kebutuhan zal mineral untuk ibu hamil:
a) Kalsium: 1,5gr/hari, 30-40 gr untuk pembentukan tuang janin.
b) Fasfor, rata-rata 2 gr sehari
c) Zat besi, 800-mg atau 30-40 mg sehari.
d) Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak.
6) Berat badan ibu hamil naik kira-kira 6,5-16,5 kg selama hamil (½ kg per minggu. Pertumbuhan berat badan ini dapat dirinci sebagai berikut : janin 3-3,5 kg, plasenta 0,5 kg, air ketuban 1 kg, rahim 1 kg, timbunan lemak 1,5 kg, protein 2 kg, dan retensi air-garam 1.5 kg (Manuaba I.B.G, 1998, hal.110-111).
Langganan:
Postingan (Atom)